Kisi-kisi Sejarah Wajib Semester 2 Kelas XI


KISI-KISI SEJARAH INDONESIA

1.      Perlawanan rakyat Aceh
Perlawanan di Aceh, meletus di daerah Cot Plieng yang dipimpin oleh Tengku Abdul Jalil pada bulan November 1942. Ia adalah seorang guru mengaji di Cot Plieng. Jepang berusaha mendekati Tengku Abdul Jalil tetapi ditolak, sehingga pada tanggal 10 November 1942 pasukan Jepang menyerang ke Cot Plieng. Serangan Jepang yang pertama ini dapat dilawan oleh rakyat Aceh. Begitu juga dengan serangan yang kedua dapat dipatahkan. Akhirnya Tengku Abdul Jalil mati ditembak oleh Jepang pada saat ia sedang melaksanakan salat.
>>>Dua tahun setelah perlawanan di Cot Plieng, perlawanan kembali meletus di Jangka Buyadi, Aceh. Perlawanan ini, dilatarbelakangi praktik eksploitasi lahan pertanian rakyat Aceh, dipimpin oleh Teuku Hamid, seorang perwiru Giyugun. Bersama dengan satu peleton pasukannya (20 orang), Teuku Hamid melarikan diri ke hutan, bergerilya di daerah pegunungan, untuk melakukan perlawanan pada November 1944. Untuk mengatasi perlawanan ini, Jepang mengeluarkan ancaman pembunuhan terhadap keluarga para pemberontak jika tidak mau menyerah. Kondisi ini memaksa sebagian pasukan pemberontak menyerah sehingga berhasil ditumpas.
>>>Selain itu, PETA didaerah Aceh juga melakukan perlawanan. Perlawanan meletus di daerah Pandreh Kabupaten Berena.  Pemimpinnya adalah kepala kampung dan dibantu oleh satu regu Giyugun (perwira tentara sukarela), namun semua berakhir dengan kondisi yang sama yakni berhasil ditumpas oleh kekuatan militer Jepang dengan sangat kejam.
2.      Perlawanan paling besar terhadap Jepang
Perlawanan PETA di Blitar (29 Februari 1945)
Perlawanan ini dipimpin oleh Syodanco Supriyadi, Syodanco Muradi, dan Dr. Ismail. Perlawanan ini disebabkan karena persoalan pengumpulan padi, Romusha maupun Heiho yang dilakukan secara paksa dan di luar batas perikemanusiaan. Sebagai putera rakyat para pejuang tidak tega melihat penderitaan rakyat. Di samping itu sikap para pelatih militer Jepang yang angkuh dan merendahkan prajurit-prajurit Indonesia. Perlawanan PETA di Blitar merupakan perlawanan yang terbesar di Jawa. Tetapi dengan tipu muslihat Jepang melalui Kolonel Katagiri (Komandan pasukan Jepang), pasukan PETA berhasil ditipu dengan pura-pura diajak berunding. Empat perwira PETA dihukum mati dan tiga lainnya disiksa sampai mati. Sedangkan Syodanco Supriyadi berhasil meloloskan diri.
3.      Bentuk atau nama kerja paksa pada masa pendudukan Jepang
Rakyat desa yang tenaga dan hartanya diperas oleh tentara pendudukan Jepang masih dibebani kewajiban kerja paksa tanpa upah (romusha). Mereka diperintahkan mengerjakan sarana militer untuk kepentingan Jepang. Untuk mengerahkan tenaga kerja yang banyak, di tiap-tiap desa dibentuk panitia pengerahan tenaga yang disebut Romukyokai. Tugasnya menyiapkan tenaga kerja sesuai dengan jatah yang ditetapkan. Untuk menghilangkan kesan paksaan, Jepang selalu menyebut para romusha itu dengan istilah Pahlawan Pekerja atau Prajurit Ekonomi.
>>>Bentuk lain dari romusha adalah kinrohosi, yaitu wajib kerja tanpa upah bagi tokoh masyarakat, seperti para pamong desa dan para pegawai rendahan
4.      Perlawanan yang disebabkan adanya seikeirei pada masa Jepang
Pada tanggal 25 Agustus 1973, makam KH Zainal Mustafa beserta para santrinya dipindahkan ke Sukamanah, Singaparna, Tasikmalaya, Jawa Barat. Singaparna, Tasikmalaya, menjadi salah satu wilayah yang berhasil di duduki oleh Jepang. Pada masa itu, rakyat Singaparna dipaksa untuk mengikuti upacara Seikerei. Upacara Seikerei merupakan upacara penghormatan kepada kaisar Jepang dengan cara membungkuk kearah matahari terbit. Dengan cara seperti ini, masyarakat Singaparna merasa sangat dipermalukan dan dilecehkan. Selain itu, mereka juga merasa menderita karena diperlakukan secara sewenang-wenang dan kasar oleh Jepang. Akibatnya, pada bulan Februari 1944, rakyat Singaparna melakukan perlawanan terhadap Jepang. Pasukan perlawanan dipimpin oleh Kiai Zainal Mustofa. Akan tetapi Jepang berhasil menangkap Kiai Zainal Mustofa pada tanggal 25 Februari 1944, dan pada tanggal 25 Oktober 1944, Kiai Zainal harus menghentikan perjuangannya setelah beliau dihukum mati. Bahkan Sang Kyai juga disiksa dan dihukum mati, lalu  dikebumikan di daerah Ancol, Jakarta Utara, bersama makam-makam para santrinya serta beberapa makam tentara Belanda.
5.      Pemimpin pemberontakan/perlawanan PETA
1.    Perlawanan PETA di Blitar (Jawa Timur) Pada tanggal 14 februari 1945, prajurit-prajurit PETA di Blitar di bawah pimpinan Shodanco Supriyadi.
2.    Perlawanan PETA di Aceh (Nanggroe Aceh Darussalam) Pada bulan November 1944, meletus perlawanan Aceh terhadap Jepang yang dipimpin oleh Teuku Hamid.
3.    Perlawanan PETA di Gumilir (Cilacap, Jawa Tengah) Perlawanan ini dipimpin oleh Khusaeri, seorang Budaneo (Komandan Regu).
6.      Pembantu prajurit pada masa pendudukan Jepang
Heiho adalah pasukan bentukan tentara Jepang yang berkedudukan di Indonesia atas instruksi Bagian Angkatan Darat Markas Besar Umum Kekaisaran Jepang. Pasukan Heiho terdiri dari bangsa Indonesia dan dibentuk pada 2 September 1942. Kemudian pada 22 April 1943, tentara Jepang mulai melakukan perekrutan. Rata-rata anggota Heiho adalah para pemuda usia 18-25 tahun. Mereka direkrut sebagai pembantu prajurit Jepang.
7.      Hasil sidang PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945
>>>Mengesahkan UUD 1945
PPKI mengesahkan Undang Undang Dasar 1945 sebagai konstitusi negara. Dimana rancangan batang tubuh UUD 1945 sudah dibuat sebelumnya oleh BPUPKI. Selain hal tersebut, juga dilakukan revisi Piagam jakarta dan rancangan batang tubuh UUD 1945 hasil sidang II BPUPKI. Berikut empat perubahan yang terjadi:
a.      Adapun kata “Mukaddimah” diganti dengan kata “Pembukaan”.
b.      Sila pertama “Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya”, diganti dengan “Ketuhanan Yang Maha Esa”.
c.       Adanya perubahan dari pasal 6 UUD 45 yang berbunyi “Presiden ialah ornag Indonesia asli yang beragama Islam” diubah menjadi “Presiden ialah orang Indonesia asli”.
d.     Adanya perubahan pasal 28 UUD 1945 “Negara berdasar atas Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya” diubah menjadi pasal 29 UUD 45 yaitu “Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa”.
Dalam menjaga persatuan kesatuan dan juga kemerdekaan yang telah diperjuangankan, maka Moh Hatta bersama Ki Bagoes Hadikoesoemo, Kasman Singodimedjo, Teuku Hasan, dan Wachid Hasyim mencapai kesepakatan untuk menghapus tujuh kata kunci dalam sila pertama, dengan adanya perubahan-perubahan tersebut maka rumusan dasar negara yaitu: (1) Ketuhanan Yang Maha esa, (2) Kemanusiaan yang adil dan beradap, (3) Persatuan Indonesia, (4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, (5) keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
>>>Mengangkat presiden dan wakil presiden
Hasil dari sidang PPKI berikutnya adalah memilih dan mengangkat presiden dan juga wakil presiden Indonesia. Kemudian atas usulan dari Otto Iskandardinata secara aklamasi, maka Ir. Soekarno terpilih sebagai presiden Indonesia pertama yang didampingi oleh Drs. Moh Hatta sebagai wakil presiden pertama Indonesia.
>>>Membentuk komita nasional
Pembentukan dari komite nasional bertujuan untuk membantu seluruh tugas Presiden selama belum dibentuk MRP dan DPR.
8.      Tujuan dibentuk BKR pada awal kemerdekaan
- Kelancaran persiapan kemerdekaan di bidang ketahanan wilayah (negara).
- Pengaman wilayah Indonesia
- Membasmi pengaruh asing yang masih tampak
9.      Gubernur Papua dan Maluku yang pertama
>>> Papua : Sultan Zainal Abidin Syah
>>> Maluku : Johannes Latuharhary
10.  Hasil sidang ketiga PPKI
1. Menetapkan Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP)
Di sidang pertama telah diputuskan untuk membentuk komite nasional, namun baru di sidang ketiga Komite Nasional Indonesia Pusat atau KNIP resmi terbentuk. Sebanyak 137 anggota KNIP dilantik terdiri dari golongan muda dan masyarakat.
Pada sidang KNIP, ditunjuk Kasman Singodimerjo sebagai ketua. Sementara terdapat tiga wakil ketua, yakni M. Sutarjo sebagai wakil ketua pertama, Latuharhary sebagai wakil ketua kedua serta Adam Malik sebagai wakil ketua ketiga.
2. Membentuk Partai Nasional Indonesia (PNI)
Hasil sidang PPKI ketiga salah satunya adalah membentuk Partai Nasional Indonesia atau PNI yang diketuai oleh Ir. Soekarno. Pembentukan PNI awalnya ditujukan sebagai satu-satunya partai di Indonesia. Tujuannya untuk mewujudkan negara Republik Indonesia yang berdaulat, adil, dan makmur berdasarkan kedaulatan rakyat.
Rancangan awal PNI sebagai partai tunggal di Indonesia kemudian ditolak. Pada akhir Agustus 1945, rencana ini pun dibatalkan dan sejak itu gagasan yang hanya ada satu partai di Indonesia tidak pernah dimunculkan lagi.
3. Membentuk Badan Keamanan Rakyat (BKR)
Hasil sidang ketiga PPKI juga menghasilkan keputusan untuk membentuk Badan Keamanan Rakyat atau BKR. Fungsi BKR adalah untuk menjaga keamanan umum bagi masing-masing daerah.
Berkaitan dengan pembentukan BKR, maka PETA, Laskar Rakyat dan Heiho resmi dibubarkan. Pembentukan tentara kebangsaan Indonesia harus dilakukan segera demi kedaulatan negara Republik Indonesia.
11.  Hal-hal yang menyebabkan terjadinya peristiwa Rengasdengklok
Latar Belakang Terjadinya Rengasdengklok yaitu adanya perselisihan mengenai proklamasi kemerdekaan Indonesia. Golongan tua yang diwakili oleh Bung Karno dan Bung Hatta menginginkan proklamasi kemerdekaan dilakukan melalui PPKI. Sedangkan golongan muda menginginkan proklamasi kemerdekaan dilakukan secepatnya tanpa melalui PPKI.
Apa Yang Melatarbelakangi Peristiwa Rengasdengklok? Anggapan golongan muda mengenai PPKI yaitu sebuah badan yang dibuat oleh Jepang. Sehingga golongan pemuda tidak menginginkan hal tersebut. Golongan pemuda juga khawatir jika kemerdekaan yang memang hasil perjuangan bangasa sendiri seolah-olah menjadi pemberian dari jepang. Untuk menghindari adanya pengaruh dari jepang, golongan pemuda berinisiatif menculik Bung Karno dan Bung Hatta serta membawanya ke Rengasdengklok.
Sebelum melakukan penculikan ke Rengasdengklok, golongan pemuda juga sudah mengadakan perundingan di Jakarta. Tepatnya di salah satu lembaga bekteriologi di Pegangsaan Timur Jakarta pada 15 Agustus 1945.
Perundingan tersebut menghasilkan bahwa pelaksanaan kemerdekaan di lepaskan segala ikatan, hubungan dan janji kemerdekaan dari Jepang. Namun hasil perundingan tersebut ditolak oleh Bung Karno. Karena Bung Karno merasa bahwa beliau bertanggung jawab sebagai ketua PPKI.
Peristiwa Rengasdengklok melibatkan orang-orang penting seperti Subadio, Chaerul Saleh, wikana, Suroto Kunto, Johar Nur, Sidik Kertapati, Aidit dan A.M Hanafie dan seluruh tokoh dalam golongan muda. Sedangkan pada tokoh golongan tua yaitu Soekarno, Ahmad Soebardjo, dan Moh Hatta.
12.  Alasan politik dibentuk BPUPKI oleh pemerintah Jepang
Jepang terus menerus mengalami kekalahan dari serangan Sekutu dalam perang Asia-Pasifik, adanya perlawanan yang terus menerus dilakukan oleh rakyat Indonesia dan tentara PETA, sehingga Jepang membentuk BPUPKI supaya mendapat dukungan dari rakyat Indonesia dan Jepang juga menjanjikan Kemerdekaan bagi bangsa Indonesia.
13.  Waktu pelaksanaan sidang BPUPKI dan hasilnya
Hasil Sidang Pertama BPUPKI
Sidang pertama BPUPKI dilaksanakan pada tanggal 29 Mei 1945 sampai 1 Juni 1945 dan dihadiri para anggota BPUPKI. Hasil sidang BPUPKI pertama adalah perumusan sebuah Dasar Negara Indonesia yaitu Pancasila.
Terdapat tiga pembicara yang mencoba membicarakan gagasan mengenai dasar negara. Ketiga pembicara di sidang pertama BPUPKI adalah Mr. Mohammad Yamin, Prof. Dr. Mr. Supomo dan Ir. Soekarno.
Perumusan sidang PPKI pun berlangsung cukup rumit karena merumuskan dasar negara yang penting bagi masyarakat Indonesia. Usulan dari M. Yamin, Supomo dan Soekarno pun masih belum menemukan kata mufakat dari tiap anggota.
Pada akhirnya dibentuklah panitia khusus yang bertugas merumuskan usulan-usulan tersebut. Dengan anggota 9 orang, panitia kecil ini diketuai oleh Ir. Soekarno. Setelah itu disepakati rumusan dasar negara yang dikenal dengan nama Piagam Jakarta berisikan 5 poin.
>>>Poin pertama membahas mengenai ketuhanan dan agama, kedua mengenai kemanusiaan, ketiga mengenai persatuan, keempat mengenai permusyawaratan dan yang terakhir tentang keadilan sosial. Piagam Jakarta atau Jakarta Chapter ini kemudian menjadi cikal bakal Pancasila.

Hasil Sidang Kedua BPUPKI
Sidang kedua BPUPKI dilaksanakan pada tanggal 10 Juli 1945 sampai 17 Juli 1945. Hasil sidang BPUPKI kedua adalah pembahasan rancangan undang-undang dasar (UUD), bentuk negara, pernyataan merdeka, wilayah negara dan kewarganegaraan Indonesia.
Dalam rapat ini dibentuk panitia perancang undang-undang dasar (UUD) dengan 19 anggota yang diketuai oleh Ir. Soekarno. Selain itu juga dibentuk panitia pembelaan tanah air yang diketuai oleh Abikoesno Tjokrosoejoso serta panitia ekonomi dan keuangan yang diketuai Mohamad Hatta.
Setelahnya dilakukan rapat penentuan wilayah Indonesia merdeka yang meliputi wilayah Hindia Belanda ditambah dengan Malaya, Borneu Utara, Papua, Timor-Portugis dan pulau-pulau di sekitarnya.
Kemudian pada tanggal 11 Juli 1945, panitia perancang UUD membentuk lagi panitia kecil beranggotakan 7 orang yang terdiri dari ketua Prof. Dr. Mr. Soepomo dan anggota Mr. Wongsonegoro, Mr. Achmad Soebardjo, Mr. A.A. Maramis, Mr. R.P. Singgih, H. Agus Salim dan Dr. Soekiman.
Hasil dari sidang BPUPKI yang kedua adalah pembahasan rancangan undang undang dasar, bentuk negara, pernyataan negara, wilayah negara, dan kewarganegaraan Indonesia. Hasil sidang kerja panitia perancang UUD dilaksanakan pada tanggal 13 Juli 1945. Kemudian pada tanggal 14 Juli 1945 diadakan rapat pleno BPUPKI yang menerima laporan dari panitia perancang UUD. Terdapat 3 hak pokok yang harus masuk dalam UUD 1945 yakni pernyataan Indonesia merdeka, pembukaan UUD serta batang tubuh UUD.
Konsep proklamasi kemerdekaan rencananya akan disusun dengan mengambil tiga alenia pertama Piagam Jakarta. Sedangkan konsep Undang-Undang Dasar hampir seluruhnya diambil dari alinea keempat Piagam Jakarta.
14.  Tokoh yang mengusulkan nama & dasar negara
Ir. Soekarno
Pada saat menyampaikan pidatonya itulah Soekarno mengusulkan nama dasar negara kita dengan nama Pancasila. Sebuah nama yang menurut Soekarno diperoleh dari seorang teman yang ahli bahasa, tanpa menyebut siapakah nama teman tersebut. Yang kemudian diketahui sebagai Mr. Muhammad Yamin.
15.  Tindakan yang dilakukan pemuda ketika mendengar berita kekalahan Jepang
Berita kekalahan Jepang dari Sekutu tidak seketika tersiar ke berbagai negara. Namun, berita soal ini diketahui salah satu tokoh pada masa itu, Sutan Syahrir.  Pada masa kependudukan Jepang, Syahrir melakukan gerakan bawah tanah untuk mempersiapkan kemerdekaan tanpa bekerja sama dengan Jepang. Pada 10 Agustus 1945, Sutan Syahrir mendengar berita tersebut dari siaran radio luar negeri yang pada waktu itu dilarang. Akhirnya, Syahrir menghubungi Chairil Anwar dan segera meneruskan berita tersebut kepada para pemuda yang pro kemerdekaan. Menindaklanjuti berita tersebut, para pejuang yang didominasi golongan muda segera mendesak Soekarno agar segera memproklamasikan kemerdekaan pada 15 Agustus 1945. Namun, Soekarno dan Hatta menolak rencana tersebut dan tetap bersikukuh pada 24 September 1945 yang ditetapkan oleh PPKI yang dibentuk oleh Jepang. Kelompok pemuda kecewa, karena momentum kekalahan Jepang seharusnya bisa dimanfaatkan Indonesia. Kemudian, para pemuda ini melakukan penculikan terhadap Soekarno-Hatta yang kemudian membawa keduanya ke Rengasdengklok pada 16 Agustus 1945. Rencana ini dijalankan untuk mendesak keduanya agar segera bertindak dan menjauhkan dari pengaruh Jepang.
Kekalahan Jepang dari Sekutu ini membuat golongan muda Indonesia mendorong Soekarno dan Hatta untuk mempersiapkan kemerdekaan RI. Upaya itu dilakukan dengan menculik kedua tokoh itu dan membawanya ke Rengasdengklok, Kawarang. Tujuannya, mendesak agar segera memproklamasikan kemerdekaan. "Penculikan" Soekarno-Hatta Pada 10 Agustus 1945, Sutan Syahrir mendengar berita kekalahan Jepang dari sekutu dari pemberitaan sebuah radio luar negeri. Saat itu, Syahrir membangun jaringan gerakan bawah tanah yang tak mau bekerja sama dengan Jepang. Yang terlibat dalam gerakan ini adalah kader-kader PNI baru yang tetap meneruskan pergerakan serta kader muda yaitu mahasiswa. Setelah mendengar berita tersebut, Syahrir menghubungi rekan seperjuangannya untuk meneruskan berita tersebut kepada golongan pemuda yang pro terhadap kemerdekaan untuk segera bertindak. Pada 15 agustus 1945, golongan muda melakukan rapat di Ruang Laboratorium Mikrologi di Pegangsaan Timur membicarakan pelaksanaan proklamasi tanpa menunggu pihak Jepang. Para pemuda ini beranggapan, Jepang hanya menjaga situasi dan kondisi Indonesia karena mereka telah menyerah kepada Sekutu. Keputusan dari pertemuan di Pegangsaan yaitu mendesak Soekarno dan Hatta untuk segera memproklamasikan kemerdekaan paling lambat 16 Agustus 1945. Setelah selesai bermusyawarah, golongan muda yang diwakili oleh Darwis dan Wikana menghadap Soekarno dan Hatta dan menyampaikan isi keputusan tersebut. Namun, keduanya menolak desakan itu. Soekarno dan Hatta mengatakan, memproklamirkan kemerdekaan tak bisa dilakukan secara gegabah. Harus menunggu Panitia Persiapan Kemerdekan Indonesia (PPKI) yang telah terbentuk. Mengingat tak ada titik temu, golongan pemuda mengadakan rapat lanjutan pada hari itu juga di Asrama Baperpi (Kebun Binatang Cikini). Hasilnya, golongan pemuda sepakat untuk menjauhkan Soekarno dan Hatta agar tak mendapat pengaruh Jepang. Pada 16 Agustus 1945 pukul 03.00 WIB, golongan muda yang terdiri dari Soekarni, Wikana, Aidit, Chaerul Saleh, dan lainnya melakukan misinya untuk membawa Soekarno-Hatta ke luar kota agar tak mendapat pengaruh Jepang. Sudanco Singgih terpilih menjadi pimpinan penculikan tersebut. Akhirnya, Rengasdengklok, Karawang menjadi tujuan utama golongan muda bersama Soekarno-Hatta. Akhirnya Soekarno dan Hatta singgah di sebuah rumah milik Djiauw Kie Siong, seorang petani keturunan Tionghoa. Dipilihnya rumah Djiaw karena tertutup rimbunan pohon dan tak mencolok. Lihat Foto Rumah millik Djiauw Kee Siong di Kampung Bojong, Rengasdengklok-Jawa Barat, menjadi tempat bersejarah karena sempat menampung Bung Karno dan Bung Hatta pada tanggal 16 Agustus 1945, setelah kedua pimpinan negara itu diculik beberapa pemuda pejuang. Selama sehari penuh Soekarno-Hatta berada di Rengasdengklok. Golongan muda kembali menyampaikan desakan yang sama, proklamasi kemerdekaan Indonesia. Setelah yakin desakan itu dipenuhi, Achmad Soebardjo kemudian menjemput Soekarno-Hatta ke Rengasdengklok dan memberikan jaminan proklamasi akan dilakukan selambat-lambatnya pada 17 Agustus 1945. Dengan adanya jaminan itu, Soekarno-Hatta kembali ke kota Jakarta. Setelah kembali ke Jakarta, mereka melakukan perumusan teks proklamasi kemerdekaan di rumah Laksamana Maeda. Awalnya, proklamasi kemerdekaan akan dibacakan Soekarno-Hatta pada 17 Agustus 1945 di Lapangan IKADA (kini lapangan Monas) atau di rumah Soekarno di Jl Pegangsaan Timur 56. Akhirnya, proklamasi kemerdekaan dilaksanakan di rumah Soekarno, karena Lapangan Ikada masih diduduki tentara Jepang. Teks proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang dibacakan Soekarno diketik oleh Sayuti Melik.
16.  Alasan pemerintah Jepang membentuk BPUPKI dan tindakan selanjutnya
Koiso berpendapat, Jepang sebaiknya memberikan kemerdekaan untuk Indonesia “kelak di kemudian hari” (Ben Anderson, Some Aspects of Indonesian Politics under Japanese Occupation 1944-1945, 1961:2). Entah apa yang dimaksud Koiso dengan ungkapan “kelak di kemudian hari” itu. Yang jelas, Jepang tidak mau kehilangan Indonesia begitu saja, apalagi menyerahkannya kepada pihak musuh. Jepang setidaknya menjanjikan kemerdekaan kepada Indonesia sambil menunggu situasi membaik.
Dengan janji itu, Koiso berharap tidak terjadi pemberontakan. Sebaliknya, rakyat Indonesia justru bisa dikerahkan untuk menghadang Sekutu jika benar-benar terdesak, apalagi Jepang sudah membentuk barisan Pembela Tanah Air (PETA) di sana. Sempat terjadi perdebatan atas usulan Koiso kendati akhirnya diterima. Maka, pada 1 Maret 1945, Kumakichi Harada selaku Jenderal Dai Nippon yang membawahi Jawa, mengumumkan akan dibentuk suatu badan baru dengan nama Dokuritsu Junbi Cosakai (George S. Kanahele, The Japanese Occupation of Indonesia, 1967:184).
Dokuritsu Junbi Cosakai inilah nama lain dari Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), institusi seribu janji yang menjadi sesi awal upaya akal-akalan Jepang terhadap Indonesia, meski yang terjadi nanti ternyata tidak sesuai yang diharapkan pemerintah pendudukan Jepang. Pemerintah Jepang terpaksa menawarkan janji kemerdekaan Indonesia dengan membentuk BPUPKI karena posisi mereka yang sudah terdesak. Bermula dari kekalahan dalam pertempuran laut di Coral Sea, dekat Australia, disusul jatuhnya Kepulauan Saipan ke tangan Sekutu pada Juli 1944. Itu membuat kekuatan Jepang di Perang Asia Timur Raya semakin melemah.
Pembentukan BPUPKI Kendati sudah diumumkan sebelumnya, pembentukan Dokuritsu Junbi Cosakai alias BPUPKI baru diresmikan pada 29 April 1945, sedangkan pelantikan para anggotanya dilakukan hampir sebulan kemudian, 28 Mei 1945. Secara garis besar, BPUPKI dibentuk untuk "menyelidiki hal-hal yang penting sekaligus menyusun rencana mengenai persiapan kemerdekaan Indonesia," demikian seperti yang termaktub dalam Maklumat Gunseikan (Kepala Pemerintahan Militer merangkap Kepala Staf) Nomor 23. Maklumat yang sama memaparkan tugas BPUPKI: mempelajari semua hal penting terkait politik, ekonomi, tata usaha pemerintahan, kehakiman, pembelaan negara, lalu lintas, dan bidang-bidang lain yang dibutuhkan dalam usaha pembentukan negara Indonesia (Asia Raya, 29 April 1945).
Pengaruh Jepang dalam mengiringi kinerja BPUKI masih cukup kuat, termasuk pada komposisi keanggotaannya yang terdiri dari seorang kaico (ketua), 2 orang fuku kaico (ketua muda), dan 59 orang iin atau anggota (R.M. A.B. Kusuma, Lahirnya Undang-Undang Dasar 1945, 2004:10).
Radjiman Wediodiningrat ditunjuk sebagai kaico. Ia adalah tokoh yang dituakan, priyayi Jawa berpengaruh sekaligus sosok penting yang turut menggagas Boedi Oetomo pada 1908. Sedangkan sebagai ketua muda adalah Raden Pandji Soeroso dan Ichibangase Yoshio (wakil Jepang). Ke-59 anggota BPUPKI didominasi orang Indonesia, termasuk 4 orang dari golongan Cina, 1 orang golongan Arab, dan 1 peranakan Belanda. Selain itu, ada pula tokubetu iin (anggota kehormatan), terdiri 8 orang Jepang. Mereka berhak menghadiri sidang tapi tidak punya hak suara (Marwati Djoened Poesponegoro & Nugroho Notosusanto, Sejarah Nasional Indonesia VI, 1984:67).
17.  Tokoh nasional yang diundang ke Dalat Vietnam
Pada 11 Agustus 1945, Ir. Soekarno, Drs. Mohammad Hatta, dan Dr. Radjiman Wedyodiningrat tiba di Dalat, Vietnam. Mengutip dari berbagai sumber, ketiga tokoh ini bertemu Jenderal Terauchi, Panglima seluruh Angkatan Perang Jepang di Asia Tenggara.
18.  Peristiwa yang menyebabkan Jepang menyerah
1.      Kekalahan di Semua Lini
Perang Duni II memasuki babak akhir di pertengahan tahun 1945. Sedangkan di Benua Eropa tanggal 8 Mei, Jerman sudah menyerah pada Sekutu yang kemudian memadamkan perang di daerah tersebut. Akan tetapi hal serupa tidak terjadi di sejarah perang Asia Pasifik karena Jepang masih terus melawan Amerika dengan segala sisa kekuatan yang mereka miliki.
Sesudah Angkatan Udara Jepang hancur, Sekutu lalu memblokade laut Jepang serta melakukan pengeboman di beberapa kota daerah Jepang. Hal tersebut semakin diperburuk dengan jatuhnya Pulau Iwo Jima dan juga Okinawa ke tangan Sekutu yang kemudian membuat Sekutu semakin mudah melancarkan serangan mereka ke beberapa pulau yang ada di Jepang.
2.      Serangan Mendadak Soviet
Alasan Jepang Menyerah Kepada Sekutu adalah karena serangan mendadak yang dilakukan oleh Soviet. Di tanggal 6 Agustus, cahaya seterang seribu matahari” telah dijatuhkan pesawat Enola Gay di Hiroshima. Dalam bukunya “Racing the Enemy”, Hasagewa mengatakan jika pemimpin Jepang sebenarnya tidak panik dengan hal tersebut. Sebelum bom dijatuhkan, di awal bulan Maret ada 330 pesawat pembom B-29 Fortres Amerika Serikat yang dikerahkan untuk menghujani Tokyo dan juga beberapa kota di Jepang lainnya dengan ribuan ton bom. Hal tersebut menewaskan setidaknya 100 ribu jiwa dan juga jutaan orang yang kehilangan tempat tinggal.
Korban akibat bom ini lebih besar dibandingkan Hiroshima. Bahkan ada sekitar 60 kota di Jepang yang ikut hancur sebelum diserangnya Hiroshima. Hasegawa berkata jika Jepang tidak menyerah karena Tokyo, sehingga mereka juga tidak akan menyerah karena Hiroshima. Sampai akhirnya Soviet mengikuti keinginan Amerika Serikat untuk mendeklarasikan perang pada Jepang di tanggal 8 Agustus 1945. Ini membuat strategi Jepang runtuh sesudah serangan mendadak Tentara Merah di Manchuria. Jepang kemudian merasa kesulitan untuk bertahan dengan sistem kekaisaran dengan adanya invasi komunis Soviet tersebut.
Berdasarkan dengan pertimbangan jika lebih baik menyerah pada Washington dibandingkan semakin membuat kekaisaran Jepang runtuh jika menyerah ke tangan komunis Moskow, maka akhirnya di tanggal 15 Agustus Jepang menyerah tanpa syarat ke Sekutu.
3.      Jatuhnya Bom di Hiroshima dan Nagasaki
Alasan Jepang Menyerah Kepada Sekutu lainnya yaitu karena Di tanggal 6 Agustus dan 9 Agustus, Amerika Serikat menjatuhkan bom di Hiroshima dan Nagasaki
4.      Hancurnya Pengilangan Nippon Oil Company
Hancurnya pengilangan Nippon Oil Company juga menjadi salah satu alasan mengapa Jepang menyerah pada Sekutu. Skuadron Bombardemen 315 terbang sejauh 3.800 mil untuk menghancurkan pengilangan Nippon Oil Company di Tsuchizaki yang ada di ujung utara Honshu. Ini menjadi misi pengeboman paling panjang dalam sejarah perang. Pengilangan minyak yang dijadikan sasaran tersebut adalah satu satunya pengilangan minyak Jepang yang masih beroperasi di Jepang dan menghasilkan 67 persen kebutuhan minyak di Jepang.
5.      Penembakan Meriam ke Pantai Jepang
Presiden Truman memerintahkan untuk melanjutkan serangan udara pada Jepang dalam intensitas yang maksimum agar bisa meyakinkan Jepang jika mereka memang serius untuk permintaan supaya Jepang segera menyerah.Untuk itu, Armada Amerika mulai menembakkan meriam ke pantai Jepang. Selain itu, Amerika juga mengerahkan lebih dari 400 pengebom B-29 ketika menyerang jepang selama tanggal 14 Agustus 1945 kemudian menambah 300 pesawat pengebom lagi di hari yang sama. Serangan ini menjadi serangan udara paling besar di sepanjang sejarah Perang Pasifik dengan total 1.014 pesawat yang dikerahkan dan semua kembali dengan selamat.
Sesudah Jepang menyerah, di tanggal 28 Agustus 1945 dimuali pendudukan Jepang oleh Sekutu dan juga Tribunal Militer Internasional bagi Timur Jauh yang dilakukan untuk mengadili beberapa tokoh Jepang di PD II. Upacara penyerahan resmi Jepang terjadi di 2 September 1945 di USS Missouri yang kemudian ditandatangani oleh:
·         Menteri Luar Negeri Mamoru Shigemitsu atas nama Kaisar Jepang serta Pemerintahan Jepang. Sedangkan Menteri Luar Negeri Togo sudah mundur beberapa hari sebelumnya.
·         Kepala Staf Umum AD Yoshijiro Umezu atas perintah serta atas nama Markas Umum Kekaisaran Jepang.
·         Jenderal Besar Douglas MacArthur sebagai seorang Komando Tertinggi pihak Sekutu.
·         Laksamana Armada Laut Chester Nimitz untuk Amerika Serikat.
·         Jenderal Hsu Yung Chang untuk China.
·         Laksamana Bruce Fraser untuk wakil Inggris.
·         Letnan Jenderal Kuzma Derevyanko untuk wakil Uni Soviet.
·         Jenderal Thomas Blamey untuk wakil Australia.
·         Jenderal Philippe Leclerc untuk wakil Perancis.
·         Kolonel Lawrence Moore untuk Kanada.
·         Letnan Laksamana C.E.L Helfrich untuk wakil Belanda.
·         Wakil Marsekal Udara Leonard M. Isitt untuk wakil Selandia Baru.
Kekalahan Jepang
Sesudah dua pusat kota di Jepang hancur yang menewaskan ribuan orang tidak berdosa, akhirnya hal tersebut membuat Kaisar lebih memilih untuk menyerah dan mengakhiri perang sesudah terjadi perdebatan yang sengit antara para pemimpin Jepang. Kaisar Hirohito berkata jika menghentikan peperangan sekarang menjadi jalan satu satunya agar bisa menyelamatkan rakyat dari kehancuran hingga akhirnya ia memutuskan jika perang tersebut harus diakhiri yang sekaligus juga menjadi akhir perang dunia II.
19.  Tokoh penting proklamasi yang berasal dari Sumatra Barat
1. Abdul Halim 2. Haji Abdul Malik Karim Amrullah (HAMKA)           3. Abdul Muis         
4. Adnan Kapau Gani   5. Agus Salim            6. Bagindo Aziz Chan                      7. Hazairin    
8. Ilyas Yakoub  9. Tuanku Imam Bonjol      10. Mohammad Hatta        
11. Mohammad Natsir 12. Mohammad Yamin        13. Rasuna Said
14. Sutan Sjahrir 15. Tan Malaka         16. Tuanku Tambusai                 17. Ruhana Kuddus
20.  Tokoh proklamasi dengan peran dan kedudukannya
1.      Ir.Soekarno
Sukarno adalah tokoh sangat penting dalam peristiwa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Sebagai pemimpin Indonesia yang menonjol waktu itu, Bung Karno dipilih menjadi ketua PPKI. PPKI adalah badan yang diberi wewenang untuk mempersiapkan segala sesuatu yang menyangkut masalah ketatanegaraan bagi negara Indonesia baru. Sepak terjang Bung Karno pada saat-saat menjelang kemerdekaan tidak bisa dilepaskan dari kedudukan beliau sebagai ketua PPKI. Bung Karno merupakan salah satu dari golongan tua yang menghendaki pelaksanaan proklamasi di dalam PPKI. Hal ini didasari pertimbangan untuk menghindari terjadinya pertumpahan darah. Karena pendapat ini, beliau harus berhadapan dengan para pemuda. Puncaknya adalah peristiwa Rengasdengklok. Bersama Bung Hatta Beliau diculik para pemuda dan diamankan di Rengasdengklok. Sebagai Ketua PPKI, beliau menemui penguasa Jepang di Indonesia, yaitu Mayjen Nishimura. Mereka membicarakan kemerdekaan Indonesia. Beliau dan para pemimpin yang lain tetap melanjutkan tekad memproklamasikan kemerdekaan meskipun tanpa persetujuan penguasa Jepang. Bung Karno bersama dengan Bung Hatta dan Ahmad Subarjo merumuskan naskah Proklamasi. Bahkan rumusan awal naskah proklamasi adalah tulisan tangan Bung Karno. Setelah naskah diketik oleh Sayuti Melik, Bung Karno dan Hatta menandatanganinya atas nama bangsa Indonesia  Peran Bung Karno yang sangat menonjol adalah bersama Bung Hatta bertindak sebagai Proklamator. Bung Karnolah yang akhirnya dengan penuh keberanian dan kekhidmatan memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945.
2.      Drs.Mohammad Hatta
Peran Drs. Mohammad Hatta dalam peristiwa proklamasi kemerdekaan sangat penting. Waktu itu, Bung Hatta dianggap sebagai pemimpin utama Bangsa Indonesia selain Bung Karno. Beberapa kali beliau menjadi perantara antara golongan muda dan golongan tua, terutama dengan Bung Karno. Karena peran beliau, pendapat golongan tua dan golongan muda bisa dipertemukan. Beliau berdialog dengan golongan muda tentang cara memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Selain itu, Bung Hatta adalah salah seorang perumus naskah Proklamasi. Bersama Bung Karno, Bung Hatta bertindak sebagai proklamator kemerdekaan Indonesia. Selain menandatangani naskah Proklamasi, beliau mendampingi Bung Karno memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Bung Hatta juga sangat berjasa atas perubahan beberapa kata dalam Piagam Jakarta. Sebagai pemimpin bangsa beliau menerima aspirasi seluruh rakyat Indonesia. Beliau memikirkan keutuhan seluruh bangsa Indonesia.
3.      Ahmad Subarjo
Ahmad Subarjo adalah Penasihat PPKI. Beliau menjadi penengah golongan muda dan kedua pemimpin nasional, Sukarno-Hatta. Beliau mewakili golongan tua berunding dengan para pemuda ketika Sukarno-Hatta diculik dan diamankan ke Rengasdengklok. Setelah dicapai kesepakatan, beliau menjemput Sukarno- Hatta ke Rengasdengklok. Beliau meyakinkan para pemuda bahwa pada tanggal 17 Agustus 1945 akan diumumkan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, bahkan beliau menjaminkan nyawanya. Peran penting lain Subarjo adalah turut merumuskan naskah Proklamasi Kemerdekaan. Bersama Bung Karno dan Bung Hatta, Beliau merumuskan naskah Proklamasi di rumah Laksamana Maeda.
4.      Ibu Fatmawati
Sebagai istri pemimpin Bangsa Indonesia, Fatmawati turut mendampingi Bung Karno. Ibu Fatmawati dikenal sebagai tokoh wanita yang dekat dengan rakyat Indonesia yang sedang memperjuangkan kemerdekaan. Jasa Ibu Fatmawati sangat menonjol dalam peristiwa Proklamasi. Beliau menjahit Bendera Pusaka, Merah Putih. Beliau menjahit Bendera Pusaka ini pada bulan Oktober 1944. Bendera ini dikibarkan setelah Bung Karno membaca Proklamasi.
5.      Sutan Syahrir
Sutan Syahrir adalah tokoh politik, pejuang kemerdekaan, dan perdana menteri pertama RI. Syahrir dilahirkan di Bukit Tinggi. Pada zaman Jepang, Syahrir memutuskan untuk tidak bekerja sama dengan pemerintah Jepang. Beliau salah satu tokoh yang berani mengambil risiko mencari berita mendengarkan berita radio. Saat keluar perintah dari pemerintah Jepang di Indonesia yang melarang rakyat Indonesia untuk menyalakan radio dan alat komunikasi, Syahrir merasa curiga dan malah berusaha untuk mencari tahu ada apa sebenarnya. Sampai akhirnya Syahrir mendengar berita bahwa Jepang telah menyerah kepada sekutu. Syahrir adalah salah satu tokoh yang paling awal mengetahui berita Jepang menyerah kepada Sekutu. Setelah beliau mengetahui berita tersebut beliau mendesak Sukarno-Hatta untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia di luar rapat PPKI.
6.      Laksamana Tadashi Maeda
Laksamana Maeda adalah seorang perwira penghubung Jepang. Beliau mendukung gerakan kemerdekaan Indonesia. Dukungannya telah tumbuh sejak beliau menjabat atase militer di Belanda. Di Belanda, beliau menjalin hubungan dengan sejumlah tokoh mahasiswa, misalnya Ahmad Subarjo. Beliau menjamin keselamatan perencanaan proklamasi. Perumusan teks Proklamasi dilakukan di rumah beliau. Karena dukungannya terhadap persiapan proklamasi kemerdekaan Indonesia, beliau ditangkap oleh Sekutu dan dipenjarakan di Gang Tengah.
7.      Sayuti Melik
Ia turut hadir dalam peristiwa perumusan naskah Proklamasi dan menjadi anggota susulan PPKI. Setelah itu ia menjadi anggota Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP). Beliau adalah tokoh yang mengetik naskah teks proklamasi setelah disempurnakan dari naskah tulisan tangan asli. Teks proklamasi tulisan tangan Bung Karno diketik oleh Sayuti Melik dengan beberapa perubahan kata.
8.      Sukarni
Peran Sukarni meskipun tidak terlalu banyak tetapi berpengaruh besar, saat itu Sukarni yang mewakili generasi muda merasa gerah dengan sikap menunggu yang dipilih Bung Karno dan Bung Hatta menyikapi menyerahnya Jepang terhadap Sekutu. Kelompok anak muda itu kemudian menculik Soekarno-Hatta ke Rengasdengklok, Jawa Barat. Setelah ide memanfaatkan kekosongan kekuasaan untuk menyatakan kemerdekaan disetujui, maka kedua pemimpin tersebut dibebaskan kembali ke Jakarta untuk memimpin rapat penyusunan teks proklamasi. Pada saat penyusunan teks proklamasi Sukarni juga lah yang menyarankan agar teks proklamasi ditandatangani oleh Soekarno-Hatta, atas nama bangsa Indonesia.
9.      Wikana
Wikana pada peristiwa pencetusan Proklamasi 1945 melakukan peran penting karena berkat koneksinya di Angkatan Laut Jepang atau Kaigun, Proklamasi 1945 bisa dirumuskan di rumah dinas Laksamana Maeda di Menteng yang terjamin keamanannya. Selain itu Wikana juga mengatur semua keperluan Pembacaan Proklamasi di rumah Bung Karno di Pegangsaan 56. Ia juga sangat tegang saat melihat Bung Karno sakit malaria pagi hari menjelang detik-detik pembacaan Proklamasi. Wikana yang membujuk kalangan militer Jepang untuk tidak mengganggu jalannya upacara pembacaan teks proklamasi.
10.  Tokoh-tokoh lainnya
-          Chaerul Saleh
Chaerul Saleh bersama-sama dengan Sukarni dan Wikana menculik Soekarno-Hatta ke Rengasdengklok
-          Iwa Kusumasumantri
Iwa Kusumasumantri adalah anggota PPKI dan orang yang menyarankan penggunaan nama proklamasi
-          B.M Diah
B.M Diah adalah wartawan yang berperan dalam penyampaian berita proklamasi
-          Latif Hendraningrat, S. Suhud dan Tri Murti
Mereka bertiga adalah pengibar bendera merah putih setelah pembacaan teks proklamasi
-          Frans S. Mendur
Frans S. Mendur adalah wartawan yang mengabadikan dan menyembunyikan negatif foto peristiwa proklamasi dari Jepang
-          Syahrudin
Syahrudin ialah seorang telegraphis pada kantor berita Jepang yang mengabarkan berita proklamasi kemerdekaan Negara Indonesia ke seluruh dunia secara sembunyi-sembunyi
-          Soewirjo
Soewirjo ialah Gubernur Jakarta Raya yang mengusahakan kegiatan upacara proklamasi dan pembacaan proklamasi berjalan aman dan lancar
21.  Tokoh yang mengusulkan konsep dasar negara dan rumusan
·         Mohammad Yamin
Mohammad Yamin merupakan seorang sastrawan, sejarawan, budayawan, politikus, dan ahli hukum. Dalam membuat rumusan Pancasila, Mohammad Yamin memberikan lima hal untuk bisa dijadikan dasar negara. Pertama diajukan secara lisan pada tanggal 29 Mei 1945 yang berisi:
Peri kebangsaan
Peri kemanusiaan
Peri ketuhanan
Peri kerakyatan
Kesejahteraan rakyat
Kemudian hal tersebut berubah saat Mohammad Yamin menyampaikan rumusan dasar negara yang diajukan secara tertulis, yaitu:
Ketuhanan Yang Maha Esa
Kebangsaan Persatuan Indonesia
Rasa kemanusiaan yang adil dan beradab
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
·         Soepomo
Soepomo merupakan seorang ahli hukum pada generasi pertama yang sudah ada ketika Indonesia merdeka. Soepomo adalah seorang pahlawan nasional Indonesia yang juga dikenal sebagai arsitek Undang-undang Dasar 1945, bersama dengan Mohammad Yamin dan Soekarno. Usulan untuk rumusan Pancasila diungkapkan Soepomo dalam pidatonya di sidang BPUPKI yang digelar pada 31 Mei 1945. Soepomo memberikan lima rumusan untuk dijadikan dasar negara, yaitu:
Persatuan
Kekeluargaan
Keseimbangan lahir dan batin
Musyawarah
Keadilan rakyat
·         Soekarno Presiden pertama Indonesia
Soekarno juga turut serta merumuskan Pancasila. Dalam pidatonya di sidang BPUPKI tanggal 1 Juni 1945, Soekarno menyampaikan pidato yang berisi gagasan mengenai dasar negara yang terdiri dari lima butir gagasan. Gagasan tersebut adalah: Kebangsaan Indonesia Internasionalisme dan perikemanusiaan Mufakat atau demokrasi Kesejahteraan sosial Ketuhanan yang Maha Esa Selain itu, Soekarno juga mengusulkan tiga dasar negara yang diberi nama Ekasila, Trisila, dan Pancasila. Di mana akhirnya dasar negara yang dipilih adalah Pancasila.
Setelah rumusan Pancasila diterima sebagai dasar negara secara resmi, kemudian diterbitkan beberapa dokumen penetapannya, yaitu:
Rumusan pertama: Piagam Jakarta (jakarta Charter)-tanggal 22 Juni 1945
Rumusan kedua: Pembukaan Undang-undang dasar- tanggal 18 Agustus 1945
Rumusan ketiga: Mukadimah Konstitusi Republik Indonesia Serikat - tanggal 27 Desember 1949
Rumusan keempat: Mukadimah Undang-undang Dasar Sementara - tanggal 15 Agustus 1950
Rumusan kelima: Rumusan kedua yang dijiwai oleh rumusah pertama (merujuk Dekrit Presiden 5 Juli 1959)
Rumusan dasar negara Pancasila yang sah Rumusan yang sah berdasarkan sistematis yang benar terdapat pada UUD 1945 dan di sahkan oleh PPKI pada 18 Agustus 1945. Rumusan dasar negara dalam pembukaan UUD 1945 terletak pada alinea ke empat. Presiden Republik Indonesia mengeluarkan Instruksi No.12/1968 pada 13 April 1968. Dalam instruksi tersebut ditegaskan bahwa tata urutan dan rumusan Pancasila sah sebagai berikut:
Ketuhanan Yang Maha Esa
Kemanusiaan yang adil dan beradab
Persatuan Indonesia
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam pemusyawaratan/perwakilan
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
22.  Tokoh militer yang merupakan hasil didikan PETA dan menjadi tokoh militer Indonesia
·         Jenderal Besar Sudirman (Panglima APRI)
·         Jenderal Besar Soeharto (Mantan Presiden RI ke-2)
·         Jenderal (Anumerta) Ahmad Yani (Mantan Menteri/Panglima Angkatan Darat)
·         Soepriyadi (Mantan Menhankam Kabinaet I in absentia)
·         Jenderal TNI Basuki Rahmat (Mantan Mendagri)
·         Letnan Jenderal TNI Sarwo Edhie Wibowo (Mantan Komandan Kopassus)
·         Jenderal TNI Umar Wirahadikusumah (Mantan Wapres RI)
·         Jenderal TNI Soemitro (Mantan Pangkopkamtib)
·         Jenderal TNI Poniman (Mantan Menhankam)
·         Letjend TNI Kemal Idris
·         Letjend TNI Supardjo Rustam
·         Letjend TNI GPH Djatikoesoemo (Mantan KASAD, sesepuh Zeni, pejuang kemerdekaan, putra ke-23 dari Susuhunan Pakubuwono X Surakarta, dll)
Soeharto
Sejak zaman Belanda, Presiden kedua Soeharto telah menaruh minat pada dunia militer. Karir militernya dimulai saat Soeharto menjadi tentara Hindia Belanda atau KNIL pada tahun 1942. Dalam pasukan KNIL, Soeharto muda tampak menonjol hingga dipercaya sebagai kader sersan. Kemudian setelah kekuasaan Belanda berakhir, Jepang mendirikan kekuatan militer lainnya yang disebut dengan tentara PETA (Pembela Tanah Air). Tak mau hilang kesempatan, Soeharto langsung merespons positif pengumuman Jepang untuk menjadi tentara. Karir militer di PETA menanjak sampai dia meraih jabatan menjadi komandan kompi. Soeharto kemudian bergabung dengan TNI setelah kemerdekaan. Karirnya bersinar setelah serangan Oemom 1 Maret 1949. Dia kemudian sempat jadi Panglima Komando Strategis Angkatan Darat dan Presiden kedua RI.
Sarwo Edhi
Sarwo Edhi Wibowo selalu takjub melihat gagahnya tentara Jepang saat datang ke Indonesia. Oleh karena itu, dia tidak menyia-nyiakan kesempatan saat Jepang membuka lowongan menjadi tentara PETA di Surabaya. Kemudian mertua SBY ini menjalani latihan militer. Tetapi dia sempat kecewa menjalankan tugas-tugas sepele seperti memotong rumput, membersihkan toilet, dan membuat tempat tidur bagi perwira Jepang. Kecewaan Sarwo Edhie tidak berlangsung lama, setelah Indonesia merdeka, dia segera bergabung dengan Badan Keamanan Rakyat (BKR) yang kemudian jadi TNI. Karirnya tak sebagus Ahmad Yani, sahabatnya. Namun bintangnya bersinar saat menjadi Kepala Staf Resimen Pasukan Komando (RPKAD). Sarwo memimpin penumpasan pemberontakan G30S. Dia sangat populer di kalangan rakyat dan mahasiswa kala itu. Karir militernya berakhir di pangkat letnan jenderal. Soeharto merasa Sarwo terlalu populer. Sarwo kemudian digeser jadi duta besar.
Ahmad Yani
Ahmad Yani sudah masuk ke kancah militer sejak Belanda berkuasa di Indonesia. Bahkan dia rela meninggalkan sekolahnya untuk menjalani pelatihan militer menjadi Tentara Hindia Belanda (KNIL) pada tahun 1940. Namun karir militernya tidak panjang setelah Jepang memangkas habis kekuatan Belanda di Indonesia. Pada tahun 1943 Ahmad Yani akhirnya bergabung dengan tentara PETA bentukan Jepang. Semula dia menjalani latihan di Magelang tetapi akhirnya dipindahkan ke Bogor untuk menerima perlatihan sebagai komandan peleton. Setelah selesai, dia dikirim kembali ke Magelang sebagai instruktur. Setelah kemerdekaan karir militer Ahmad Yani semakin naik. Ini dibuktikan dengan ia diangkat menjadi Komandan TKR Purwokerto sampai dipercaya sebagai Komandan Wehrkreise II untuk menumpas DI/TII. Dia juga menjadi Komandan penumpasan PRRI/Permesta. Karirnya mulus karena cocok dengan Presiden Soekarno. Puncaknya Yani menduduki Menteri/Panglima Angkatan Darat. Hidupnya berakhir tragis diberondong pasukan G30S yang mau menculiknya.
Soedirman
Tidak ada yang menyangka Soedirman bakal menjadi Jenderal besar nantinya. Sebab Soedirman sejak dulu dikenal sebagai pengajar dan tokoh agama Muhammadiyah.? Soedirman kemudian bergabung ke PETA pada tahun 1944. Dia mengikuti pendidikan sebagai Komandan Batalyon atau Daidan. Setelah Indonesia merdeka, Soedirman dipilih menjadi Panglima Tertinggi. Menggeser Letjen Urip yang pensiunan Mayor KNIL. Soedirman adalah legenda perjuangan TNI. Keteguhannya tampak saat bergerilya dalam perang kemerdekaan melawan agresi militer Belanda II tahun 1949. Dengan kondisi sakit-sakitan, Soedirman terus berjuang
23.  Tugas Panitia Sembilan
·         Bertanggung jawab penuh atas perumusan atau pembentukan dasar negara Indonesia merdeka.
·         Memberikan usul – usul atau saran baik secara lisan maupun tulisan, disamping itu juga membahas dan merumuskan dasar negara Indonesia merdeka.
·         Lalu setelah mengusulkan pendapat mereka juga menampung dari berbagai aspirasi tentang pembentukan dasar negara Indonesia dari berbagai tokoh.
·         Setelah mengusulkan pendapat dan juga menampung aspirasi dari berbagai tokoh tentang pembentukan dasar negara Indonesia merdeka, langkah dan tugas selanjutnya yaitu meraka harus menyusun sebuah naskah rancangan pembentukan dasar negara Indonesia yang kemudian dari Mr Mohammad Yamin di beri nama Piagam Jakarta (Jakarta Charter)
24.  Perang Laut Jawa
Angkatan Laut Sekutu yang tergabung dalam American British Dutch Australian Command (ABDACOM), terlibat pertempuran dengan Armada Jepang di Laut Jawa. Pasukan gabungan Sekutu mengemban misi mempertahankan kekuasaan Hindia Belanda di Pulau Jawa dari invasi Jepang. Panglima Angkatan Laut Belanda, Laksamana Muda Kareel Doorman memimpin kesatuan pemukul Sekutu. Penghadangan terhadap konvoi kapal Jepang terjadi di sebelah selatan Pulau Bawean, perairan Jawa Timur. Dalam pertempuran yang berlangsung dari sore hari hingga tengah malam itu, Angkatan Laut Sekutu mengalami kekalahan telak. Tentara Jepang unggul karena daya jangkau torpedo yang lebih jauh dan dibantu pesawat-pesawat pengintai. Kerugian Sekutu meliputi lima kapal penjelejah, tujuh kapal perusak, dan satu kapal tanker. Laksamana Muda Kareel Doorman turut tenggelam bersama kapal yang dipimpinnya, Hr. Ms. De Ruyter. Sementara Jepang hanya kehilangan beberapa kapal pengangkut. Pasukan Jepang setelah pertempuran itu mulai memasuki Jawa.
25.  Strategi atau jenis perlawanan terhadap Jepang
A.       Perlawanan dengan strategi kooperasi
Perlawanan dengan strategi kooperasi (kerja sama) muncul karena jepang melarang berdirinya semua organisasi pergerakan nasional. Jepang hanya mengakui organisasi-organisasi yang dibentuknya untuk tujuan memenangkan perang Asia-Pasifik. Tokoh-tokoh pejuang nasionalis kemudian memanfaatkan semua organisasi bentukan Jepang dengan cara mengajak kaum muda agar terus berusaha mewujudkan kemerdekaan Indonesia. Adapun bentuk perjuangan bangsa Indonesia dengan strategi kooperasi dilakukan melalui organisasi berikut : Putera (pusat tenaga rakyat), Jawa Hokokai (Himpunan Kebaktian Jawa), MIAI (Majelis Islam A'la Indonesia) dan Masyumi, Cuo Sangi In (Badan Pertimbangan Pusat), BPUPKI dan PPKI
B.     Perlawanan dengan strategi Gerakan di Bawah Tanah (non kooperasi)
Selain melalui taktik kerjasama dengan Jepang, para pejuang juga melakukan gerakan Ilegal (gerakan di bawah tanah). Gerakan ini muncul akibat terlalu kuatnya pemerintah Jepang menekan dan melarang golongan oposisi. Strategi perjuangan ini ternyata bisa terorganisir secara rapi dan dilakukan secara rahasia. Hubungan khusus terus dibangun dengan tokoh-tokoh pergerakan nasional yang koopertif terhadap Jepang. Selain itu mereka juga melakukan sabotase dan tindakan destruktif (perusakan) terhadap sarana dan prasarana vital milik Jepang. Beberapa kelompok pergerakan nasional yang menjalankan strategi gerakan di bawah tanah, antara lain sebagai berikut :
Kelompok Sutan Syahrir : pendukung demokrasi parlementer model Eropa Barat dan menentang Jepang karena merupakan negara fasis. Kelompok ini dipimpin oleh Sutan Syahrir dan anggotanya adalh para pemuda. Mereka menyebar di Jakarta, Cirebon, Garut, Semarang, Yogyakarta, Bandung, Surabaya, dan Malang.
Kelompok Kaigun merupakan perhimpunan para pemuda Indonesia yang mempunyai hubungan erat dengan kepala perwakilan Angkatan Laut (Kaigun) Jepang di Jakarta, yaitu Laksamana Maeda.
Kelompok Sukarni Merupakan kumpulan para pemuda anti-Jepang di bawah pimpinan Sukarni. Mereka tinggal di Jalan Menteng No. 31 Jakarta.
Kelompok Persatuan Mahasiswa yang terdiri atas Mahasiswa Kedokteran (Ikadaigaku), Tinggal di Jalan Prapatan No. 10 Jakarta.
Kelompok Amir Syarifudin merupakan kumpulan pemuda ber-paham sosialis yang selalu menentang kebijakan pemerintah Jepang.
C.     Perlawanan Bersenjata Perlawanan Rakyat Singaparna, Jawa Barat
Perlawanan ini dipimpin oleh K.H. Zainal Mustafa, seorang pemimpin pesantren Sukamanah di Singaparna, Tasikmalaya (Jawa Barat). Perlawanan ini muncul karena adanya paksaan dari pihak Jepang untuk melakukan Seikeirei, yaitu upacara penghormatan kepada Kaisar Jepang yang dianggap dewa dengan cara membungkukkan badan ke arah timur laut (Tokyo). Namun K.H. Zainal Mustafa melarang rakyat untuk melakukan Seikerei karena itu sama saja dengan mempersekutukan Tuhan. Untuk menghindari hal yang tidak diinginkan K.H. Zainal Mustafa menyuruh santri-santrinya untuk mempertebal keyakinan dan mengajarkan bela diri silat. Melihat kejadian itu mengirimkan pasukannya untuk menggempur daerah Sukamanah dan menagkap K.H. Zainal Mustafa. Tanggal 25 Februari 1944 terjadilah perang, walaupun mereka telah berusaha namun akhirnya mereka berhasil di tangkap dan dimasukkan kedalam tahanan di Tasikmalaya kemudian di pindahkan ke Jakarta. K.H. Zainal Mustafa dihukum mati dan dimakamkan di Ancol, namun sekarang makamnya berada di Singaparna.
26.  Faktor-faktor atau hal-hal positif bagi bangsa Indonesia selama pendudukan Jepang
Diperbolehkannya bahasa Indonesia
Ketika Jepang mendarat di Indonesia pada 1942, Jepang melarang penggunaan bahasa Belanda serta seluruh hal yang berbau Belanda. Jepang berdalih ingin membebaskan Indonesia dari imperialisme Belanda dan negara-negara Barat. Dengan dipergunakannya bahasa Indonesia, Indonesia punya bahasa nasional yang diterima di berbagai daerah.
Didirikannya kumiyai
Kumiyai adalah badan yang didirikan untuk memenuhi kebutuhan pokok rakyat. Belakangan kumiyai digunakan Jepang untuk mengeruk hasil bumi. Namun sistem kumiyai berkembang menjadi koperasi yang diterapkan di Indonesia hingga saat ini.
Ditetapkannya jenjang sekolah
Jepang menghapuskan sistem sekolah berdasarkan kelas sosial yang dijalankan Pemerintah Hindia Belanda. Sebagai gantinya, Jepang menerapkan sekolah yang setara untuk semua dengan 12 tingkatan. Sekolah dasar enam tahun, sekolah menengah pertama tiga tahun, dan sekolah menengah atas tiga tahun.
Dibentuknya strata masyarakat hingga tingkat paling bawah
Untuk mengawasi dan memata-matai aktivitas politik rakyat, Jepang membentuk sistem sosial yang bernama tonarigumi. Tonarigumi meliputi 10 keluarga dalam suatu permukiman. Sehingga di satu pedesaan atau perkampungan ada beberapa tonarigumi. Kini, tonarigumi kita kenal sebagai rukun tetangga (RT).
Diperkenalkannya pertanian line system
Jepang memang memaksa rakyat menanam komoditas yang berguna bagi peperangan. Untuk membuat cocok tanam efisien, Jepang mengenalkan line system yang lebih efisien dan tinggi produksinya.
BPUPKI dan PPKI
Ketika posisi Jepang makin terimpit dalam perang, Jepang perlu dukungan rakyat Indonesia lebih kuat. Untuk itu, Jepang menjanjikan kemerdekaan akan diberikan kepada Indonesia suatu hari nanti. Sebagai upaya memenuhi janji itu, Jepang membentuk Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). BPUPKI dan PPKI bentukan Jepang kemudian merumuskan Pancasila yang jadi dasar negara serta UUD 1945, peraturan hukum tertinggi di Indonesia.
Latihan kemiliteran
Jepang ingin memanfaatkan sumber daya manusia Indonesia untuk kebutuhan perangnya. Anak-anak, remaja, hingga perempuan dilatih militer. Para pemuda dipersenjatai dan disiapkan untuk berperang. Latihan ini kelak berguna ketika Belanda berusaha menguasai Indonesia kembali setelah proklamasi kemerdekaan. Organisasi militer bentukan Jepang, Pembela Tanah Air (PETA) adalah cikal bakal TNI.
Dikenalkan budaya positif Jepang
Jepang memberikan doktrin kepada seluruh rakyat Indonesia. Ada budaya seikerei atau memberi penghormatan kepada Kaisar Jepang setiap pagi. Bangsa Jepang dikenal sebagai bangsa yang disiplin. Kedisiplinan ini juga diwajibkan untuk rakyat Indonesia. Di sekolah-sekolah, diajarkan Nippon Seisyin atau latihan kemiliteran dan semangat Jepang. Kemudian bahasa, sejarah, dan adat istiadat Jepang. Juga ilmu bumi dengan perspektif geopolitik.
27.  Tujuan dibentuk Gerakan 3A, PUTERA, dan Jawa Hokokai
>>>Organisasi gerakan 3A, untuk menggerakkan rakyat membantu jepang dlam perang asia timur raya.
>>>PUTERA, untuk menggerakkan tenaga dan kekuatan rakyat untuk memberi bantuan kepada usaha-usaha mencapai kemenangan akhir dlam perang asia timur raya.
>>>Jawa Hokokai, untuk mengumpulkan dana, bahan pangan,dan besi-besi tua untuk keperluan perang.
a. Gerakan 3A
    Pada bulan April 1942 Jepang membentuk gerakan rakyat yang bernama ”Gerakan 3A”. Nama ini berasal dari semboyan propaganda Jepang, yaitu Nippon Cahaya Asia, Nippon Pelindung Asia, dan Nippon Pemimpin Asia. Gerakan rakyat ini dipusatkan di Jawa. Sedenbu (bagian propaganda Jepang) mengangkat tokoh Parindra Jawa Barat, Mr. Samsudin sebagai ketua dan dibantu oleh tokoh-tokoh lain seperti K. Sutan Pamuntjak dan Mohammad Saleh. Tokoh-tokoh tersebut bertugas untuk mempropagandakan gerakan tersebut ke seluruh Indonesia. Gerakan yang bersifat resmi bentukan Jepang ini kemudian memperluas pengaruhnya ke daerah-daerah. Hal ini dibuktikan dengan pendirian komite nasional, komite rakyat, dan komite lain yang bersifat lokal.
b. Pusat Tenaga Rakyat (PUTERA)
    Pada bulan Maret 1943 didirikan organisasi dengan nama Pusat Tenaga Rakyat (PUTERA). Badan ini berada di bawah pengawasan langsung pihak pemerintah Jepang sehingga membatasi ruang gerak para pemimpin nasional. Struktur kepemimpinan PUTERA dipimpin oleh Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta, K.H. Mas Mansyur. Pembentukan organisasi ini bertujuan memusatkan segala potensi masyarakat Indonesia dalam rangka membantu usaha perangnya. Pusat Tenaga Rakyat - PUTERA
 Empat Serangkai
    Seperti diketahui, Jepang memang memiliki tujuan utama menggalang dukungan politik dan militer untuk kemenangan perang Jepang menghadapi Sekutu. PUTERA telah mencatat langkah positif bagi perjuangan bangsa Indonesia. PUTERA telah mempersiapkan mental rakyat untuk menuju kemerdekaan. Hal ini dicapai dengan mengadakan rapat-rapat raksasa dan menggunakan media massa Jepang untuk menyebarluaskan cita-cita kemerdekaan. PUTERA lebih mengarahkan perhatian rakyat untuk mencapai kemerdekaan daripada usaha perang bagi pihak Jepang.
    PUTERA juga mengarahkan pendirian organisasi baru yang mencakup semua golongan masyarakat termasuk golongan Cina, Arab, dan lainlain. Pemerintah Jepang lambat laun menyadari pembelokan arah kegiatan organisasi tersebut. Oleh karena itu, Jepang mengganti PUTERA dengan organisasi baru yang bernama Jawa Hokokai.
c. Jawa Hokokai
    Pada tahun 1944 Jenderal Kumakichi Harada menyatakan berdirinya organisasi Jawa Hokokai (Himpunan Kebaktian Jawa). Pendirian organisasi ini merupakan salah satu usulan dari Empat
Serangkai. Latar belakang pendirian Jawa Hokokai adalah alasan yang diajukan pemerintah Jepang bahwa dengan menghebatnya perang, rakyat perlu meningkatkan semangat lahir dan batin untuk menghadapi perang tersebut.
   Organisasi ini sangat berperan penting dalam pengerahan barangbarang dan padi. Bahkan, pertengahan tahun 1945 semua kegiatan pemerintah dalam bidang pengerahan dilaksanakan oleh organisasi ini. Semua potensi sosial ekonomi dimobilisasi melalui Jawa Hokokai untuk mencapai jumlah yang ditentukan guna memenangkan Perang Asia Timur Raya.
28.  Alasan rakyat Yogyakarta tidak terkena romusha
Pada musim hujan, selokan yang dipenuhi sampah– sering meluap dan menimbulkan banjir. Namun, di masa pendudukan Jepang, selokan telah menyelamatkan nyawa rakyat Yogyakarta dari kerja paksa (romusha) dan menekan kekurangan pangan.
Pada 1940, Dorodjatun ditasbihkan menjadi Sultan Hamengku Buwono IX. Tak lama kemudian Jepang datang. Di Jakarta, pada 1 Agustus 1942, dia dilantik untuk kali kedua sebagai Sultan Yogyakarta oleh Panglima Besar Tentara Pendudukan Jepang. Sultan menerima wewenang dari Jepang untuk mengurus pemerintahan Kesultanan yang dinamai Kochi (Daerah Istimewa).
Kewajiban yang ditetapkan Jepang membuat penduduk di sejumlah daerah menderita luar biasa. Mereka dipaksa menyetorkan bahan makanan. Mereka pergi menjadi romusha untuk membangun proyek-proyek seperti jalan, rel kereta api, lapangan terbang, dan menggali batubara. Mereka mendapatkan gaji, tapi tak sebanding dengan pekerjaannya yang berat. Alhasil, ribuan nyawa menjadi korban.
Sultan, dengan segala cara, berusaha keras untuk melindungi rakyatnya dari kekejaman fasisme Jepang. Hasilnya, massa rakyat Yogya memiliki nasib lebih mujur dibanding daerah lain.
“Mengelakkan permintaan Jepang sama sekali tak akan mungkin, tetapi Sultan Hamengku Buwono IX cukup pandai ‘mengelabui’ tentara Jepang,” demikian tertulis dalam bunga rampai Takhta Untuk Rakyat, yang dihimpun Mohamad Roem dkk.

Sultan menyembunyikan statistik yang sebenarnya, baik perihal penduduk maupun hasil panen padi dan populasi ternak. Dia berhasil meyakinkan Jepang bahwa daerahnya tak mampu menghasilkan bahan pangan untuk mencukupi kebutuhan penduduk. Alasannya, wilayah Yogyakarta terlalu sempit dan hanya sedikit tanah yang dapat ditanami karena sebagian selalu tergenang air pada musim hujan. Sementara wilayah lainnya kering dan tak subur untuk pertanian.
Soal daerah-daerah yang tergenang hujan, Sultan tak mengada-ada. Di Adikarto, harian Tjahaja 10 November 1942 melaporkan, hujan turun membuat kali Serang naik dan menggenangi desa-desa sekitarnya seperti Karangwuni, Sogan, Ngentak, Dukuh, dan Modinan. Banjir tersebut merusak padi di persawahan dan kerugian ditaksir sekira 1.550 rupiah. Pada Januari 1943, tulis Tjahaja 18 Januari 1943, banjir besar menghantam bendungan dan tanggul di sepanjang sungai Code, Opak, Progo, Gajah Wong, dan Kedung Semirangan. Kerugiannya ditaksir sekira 31.560 rupiah.
Agar daerahnya dapat menyetorkan hasil bumi kepada Jepang, Sultan meminta dana untuk membangun irigasi. Tak disangka, Jepang memberikan dana untuk membangun saluran dan pintu air untuk mengatur air hujan dari daerah tergenang ke laut, terutama di daerah Adikarto serta membangun saluran-saluran untuk mengalirkan air dari Kali Progo ke daerah kering yang kekurangan air di daerah Sleman ke arah timur.
Saluran dan pintu air yang dibangun tersebut kemudian dikenal dengan sebutan Selokan Mataram. Dalam bahasa Jepang disebut Gunsei Hasuiro dan Gunsei Yosuiro. Kedua proyek saluran ini mampu membantu wilayah Yogyakarta menekan kekurangan pangan dengan hasil pertanian, sekalipun beberapa persen disetorkan kepada Jepang.
Pembangunan Selokan Mataram juga menghindarkan warga Yogyakarta dari panggilan menjadi romusha. Sebab, pembangunan saluran sepanjang puluhan kilometer dan harus dilengkapi dengan bendungan, tanggul, jembatan, dan lain-lain memerlukan banyak tenaga. Inilah yang dipakai sebagai alasan Sultan untuk menolak perintah pengiriman penduduk untuk dijadikan romusha.



KISI-KISI SEJARAH INDONESIA KELAS XI
1. Tokoh perlawan terhadap jepang
2. Ekploitasi jepang terhadap bangsa Indonesia
3. Penerapan kebudayaan jepang terhadap bangsa Indonesia
4. Organisasi yg dibentuk pada masa Jepang
5. Lembaga BPUPKI dan PPKI (tujuan dan hasilnya)
6. Peristiwa-Peristiwa panting menjelang Proklamasi.
7. Langkah Jepang untuk menarik simpati Bangsa Indonesia, agar mau membantu Jepang dalam perang pasifik.
8. Strategi pemerintah Indonesia, supaya negara tetap berjalan menghadapi agresi militer Belanda
            Dalam sejarah Indonesia , pasca menyerahnya Jepang kepada pihak sekutu, Belanda ingin menjajah kembali Indonesia, menjajah 100% wilayah yang pernah dikuasainya.  Beberapa langkah strategis dilakukan Belanda untuk  mencapai tujuan politiknya menggagalkan berdirinya Negara Republik Indonesia yang dinyatakan pada tanggal 17 agustus 1945 dengan wilayah semua kepulauan yang pernah dijajah Belanda sejak 1602 hingga terusir dari bumi nusantara.
Strategi pemerintah colonial belanda diantaranya :
1.      Mengirim pasukan NICA melalui pasukan AFNEI yang berasal dari Inggris yang ditugaskan sekutu untuk membebaskan kaum interniran (tawanan Eropa) dan memulangkan tentara Jepang kenegaranya.
2.      Mendirikan pemerintahan di Indonesia dengan berupaya merekrut kaum feudal Indonesia yang telah sejak lama setia pada pemerintahan colonial Belanda. Membangun aliansi strategis dengan PKI untuk menyingkirkan kekuatan politik kaum muslim yang menjadi pilar utama Republic Indonesia yang mengusung Negara Kesatuan Republik Indonesia.
3.      Merebut kantor – kantor pemerintahan, pasar, pusat-pusat industry dan ekonomi , perkebunan, serta berbagai bangunan strategis melalui pasukan NICA dengan para milisi pribumi serta milisi Poh An Ti dari kalangan masyarakat China.
4.      Mengendalikan keuangan diwilayah Indonesia melalui Bank Sentralnya yaitu De Javasche Bank.  Dengan pengaturan keuangan diharapkan para pendukung Negara Republik Indonesia mengalami kesulitan ekonomi.
5.      Menghancurkan kekuatan militer rakyat yaitu lascar-laskar yang dibentuk oleh partai-partai politik dan pasukan resmi pemerintah Indonesia yaitu TKR yang kemudian berganti nama menjadi TRI.
6.      Melakukan diplomasi diberbagai forum internasional dengan prinsip wilayah Indonesia adalah wilayah Belanda yang ada di Timur jauh, masalah Indonesia  adalah masalah dalam negeri Belanda.  Diplomasi ini dilakukan untuk membendung gencarnya diplomasi Indonesia di negara-negara Arab Islam dan Negara-negara Asia Selatan.
7.      Menggunakan kekuatan diplomasi dan kekuatan militernya yang modern untuk menghabisi eksistensi perlawanan pemerintah dan rakyat Indonesia. Menghapuskan pemerintahan Republik Indonesia dari wilayah nusantara yaitu operasi militer dan melalui jalur diplomasi  pembentukan Uni Indonesia Belanda, Republik Indonesia Serikat dengan Ratu Belanda sebagai kepala Negaranya. Menangkap dan memenjarakan para tokoh kemerdekaan Indonesia.
8.      Memecah belah bangsa Indonesia dengan membentuk Negara-negara boneka diberbagai wilayah Indonesia seperti pembentukan Negara boneka Negara Sumatera, Negara Sumatera Timur, Negara Borneo, Negara Pasundan , Negara Jawa Tengah, Negara Jawa Timur dan Negara Indonesia Timur, dibarengi dengan pembentukan tentara milisi pribumi yang dibayar oleh pemerintah colonial Belanda.  Di area perkebunan membentuk pasukan Poh an ti, yaitu milisi yang terdiri dari orang-orang Tionghoa.
9.      Mendorong PKI melakukan kekacauan dan pemberontakan didalam wilayah Republik Indonesia dan memberi perlindungan politik  terhadap para tokohnya . Sehingga terjadilah Pemberontakan PKI di Madiun pada bulan September 1948, disaat semua kekuatan Republik Indonesia ditempatkan digaris batas Van Mook untuk menghadang agresi militer Belanda.

Dengan strategi Belanda yang  demikian maka bangsa Indonesia menempuh perlawanan dengan cara:
1.      Menyiapkan pemerintahan yang kuat. Ini dilakukan  Pemerintahan Negara Republik Indonesia dibentuk melalui Sidang-sidang PPKI tanggal 18, 19 ,22  agustus 1945, seperti pengangkatan Ir. Soekarno sebagai Presiden Republik Indonesia dan Mohammad Hatta sebagai wakil Presiden, mengesahkan UUD 1945 sebagai konstitusi Negara Repblik Indonesia, KNIP sebagai parlemen darurat yang membantu tugas Presiden dan wakil Presiden merupakan upaya pembentukan pemerintahan Negara Republik Indonesia.
2.      Pembentukan BKR dan lascar-laskar rakyat yang umumnya eks pasukan Peta, Heiho, Giyugun, Seinendan  merupakan bentuk pelembagaan militer kekuatan rakyat dan pemerintah Indonesia yang sudah dipersiapan yang sejak zaman Jepang  oleh para ulama dan tokoh pergerakan nasional. BKR berperan dalam pendudukan berbagai kantor pemerintahan , pusat-pusat industry, perkebunan, dan tempat – tempat strategis, dan mendorong pemerintahan Republik Indonesia mengakar sampai kedaerah-daerah pedesaan
3.      Menghalangi pembentukan pemerintahan colonial Belanda. Ketika kekuatan militer pemerintah colonial Belanda makin kuat dan tak terbendung, maka perang gerilya menjadi opsi yang dipilih karena paling efektif dan membuat perang jangka panjang yang membuat energy Belanda terkuras.  Strategi perang gerilya ini dirancang Jendral Sudirman sesuai perimbangan kekuatan dan memecah kekuatan pemerintah colonial Belanda dan membuat Belanda sulit mengetahui kekuatan militer bangsa Indonesia.
4.      Pemerintah Republik Indonesia mengerahkan para diplomat Indonesia, masyarakat-masyarakat Indonesia, khususnya para pelajar dan mahasiswa Islam didaerah Timur Tengah atau yang berada diluar negeri untuk membangun komunikasi politik dengan para elit local di negara tempat mereka tinggal untuk  meminta dukungan politik bagi perjuangan politik bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan dan meminta Negara-negara tersebut untuk mengakui kemerdekaan Indonesia.
Strategi pemerintah dan rakyat Indonesia ( terutama di Timur Tengah ) untuk memecah dan memblokade klaim pemerintah colonial Belanda bahwa masalah Indonesia adalah masalah dalam negeri Belanda , tetapi, masalah Indonesia adalah masalah bangsa yang sedang berjuang meraih kemerdekaannya dari penjajahan dan penindasan pemerintah colonial Belanda.
Diplomasi cerdas dari Sutan Sjahrir, Mohammad Hatta, Muhammad Roem memperkuat kekuatan politik Indonesia diberbagai forum diplomasi Internasional dan membuat Belanda terdesak untuk mau tak mau mengakui eksistensi kemerdekaan Negara dan Bangsa Indonesia pada tanggal 27 Desember 1949.
9. Piagam Jakarta
            
10. Ke bijaksanaan di bidang Pendidikan pada masa Jepang.


Komentar