KISI-KISI SEJARAH INDONESIA
1.
Perlawanan
rakyat Aceh
Perlawanan di Aceh,
meletus di daerah Cot Plieng yang dipimpin oleh Tengku Abdul Jalil pada bulan
November 1942. Ia adalah seorang guru mengaji di Cot Plieng. Jepang berusaha
mendekati Tengku Abdul Jalil tetapi ditolak, sehingga pada tanggal 10 November
1942 pasukan Jepang menyerang ke Cot Plieng. Serangan Jepang yang pertama ini
dapat dilawan oleh rakyat Aceh. Begitu juga dengan serangan yang kedua dapat
dipatahkan. Akhirnya Tengku Abdul Jalil mati ditembak oleh Jepang pada saat ia
sedang melaksanakan salat.
>>>Dua tahun setelah perlawanan
di Cot Plieng, perlawanan kembali meletus di Jangka Buyadi, Aceh. Perlawanan
ini, dilatarbelakangi praktik eksploitasi lahan pertanian rakyat Aceh, dipimpin
oleh Teuku Hamid, seorang perwiru Giyugun. Bersama dengan satu peleton
pasukannya (20 orang), Teuku Hamid melarikan diri ke hutan, bergerilya di
daerah pegunungan, untuk melakukan perlawanan pada November 1944. Untuk
mengatasi perlawanan ini, Jepang mengeluarkan ancaman pembunuhan terhadap
keluarga para pemberontak jika tidak mau menyerah. Kondisi ini memaksa sebagian
pasukan pemberontak menyerah sehingga berhasil ditumpas.
>>>Selain itu, PETA didaerah
Aceh juga melakukan perlawanan. Perlawanan meletus di daerah Pandreh Kabupaten
Berena. Pemimpinnya adalah kepala
kampung dan dibantu oleh satu regu Giyugun (perwira tentara sukarela), namun
semua berakhir dengan kondisi yang sama yakni berhasil ditumpas oleh kekuatan
militer Jepang dengan sangat kejam.
2.
Perlawanan
paling besar terhadap Jepang
Perlawanan
PETA di Blitar (29 Februari 1945)
Perlawanan ini dipimpin oleh Syodanco
Supriyadi, Syodanco Muradi, dan Dr. Ismail. Perlawanan ini disebabkan karena
persoalan pengumpulan padi, Romusha maupun Heiho yang dilakukan secara paksa
dan di luar batas perikemanusiaan. Sebagai putera rakyat para pejuang tidak
tega melihat penderitaan rakyat. Di samping itu sikap para pelatih militer
Jepang yang angkuh dan merendahkan prajurit-prajurit Indonesia. Perlawanan PETA
di Blitar merupakan perlawanan yang terbesar di Jawa. Tetapi dengan tipu
muslihat Jepang melalui Kolonel Katagiri (Komandan pasukan Jepang), pasukan
PETA berhasil ditipu dengan pura-pura diajak berunding. Empat perwira PETA
dihukum mati dan tiga lainnya disiksa sampai mati. Sedangkan Syodanco Supriyadi
berhasil meloloskan diri.
3.
Bentuk
atau nama kerja paksa pada masa pendudukan Jepang
Rakyat desa yang
tenaga dan hartanya diperas oleh tentara pendudukan Jepang masih dibebani
kewajiban kerja paksa tanpa upah (romusha). Mereka diperintahkan
mengerjakan sarana militer untuk kepentingan Jepang. Untuk mengerahkan tenaga
kerja yang banyak, di tiap-tiap desa dibentuk panitia pengerahan tenaga yang
disebut Romukyokai. Tugasnya menyiapkan tenaga kerja sesuai dengan jatah
yang ditetapkan. Untuk menghilangkan kesan paksaan, Jepang selalu menyebut para
romusha itu dengan istilah Pahlawan Pekerja atau Prajurit Ekonomi.
>>>Bentuk lain dari romusha
adalah kinrohosi, yaitu wajib kerja tanpa upah bagi tokoh masyarakat,
seperti para pamong desa dan para pegawai rendahan
4.
Perlawanan
yang disebabkan adanya seikeirei pada masa Jepang
Pada tanggal 25
Agustus 1973, makam KH Zainal Mustafa beserta para santrinya dipindahkan ke
Sukamanah, Singaparna, Tasikmalaya, Jawa Barat. Singaparna, Tasikmalaya,
menjadi salah satu wilayah yang berhasil di duduki oleh Jepang. Pada masa itu,
rakyat Singaparna dipaksa untuk mengikuti upacara Seikerei. Upacara Seikerei
merupakan upacara penghormatan kepada kaisar Jepang dengan cara membungkuk
kearah matahari terbit. Dengan cara seperti ini, masyarakat Singaparna merasa
sangat dipermalukan dan dilecehkan. Selain itu, mereka juga merasa menderita
karena diperlakukan secara sewenang-wenang dan kasar oleh Jepang. Akibatnya,
pada bulan Februari 1944, rakyat Singaparna melakukan perlawanan terhadap
Jepang. Pasukan perlawanan dipimpin oleh Kiai Zainal Mustofa. Akan tetapi
Jepang berhasil menangkap Kiai Zainal Mustofa pada tanggal 25 Februari 1944,
dan pada tanggal 25 Oktober 1944, Kiai Zainal harus menghentikan perjuangannya
setelah beliau dihukum mati. Bahkan Sang Kyai juga disiksa dan dihukum mati,
lalu dikebumikan di daerah Ancol,
Jakarta Utara, bersama makam-makam para santrinya serta beberapa makam tentara
Belanda.
5.
Pemimpin
pemberontakan/perlawanan PETA
1. Perlawanan PETA di
Blitar (Jawa Timur) Pada tanggal 14 februari 1945, prajurit-prajurit PETA di
Blitar di bawah pimpinan Shodanco Supriyadi.
2. Perlawanan PETA di
Aceh (Nanggroe Aceh Darussalam) Pada bulan November 1944, meletus perlawanan
Aceh terhadap Jepang yang dipimpin oleh Teuku Hamid.
3. Perlawanan PETA di
Gumilir (Cilacap, Jawa Tengah) Perlawanan ini dipimpin oleh Khusaeri, seorang
Budaneo (Komandan Regu).
6.
Pembantu
prajurit pada masa pendudukan Jepang
Heiho adalah pasukan
bentukan tentara Jepang yang berkedudukan di Indonesia atas instruksi Bagian
Angkatan Darat Markas Besar Umum Kekaisaran Jepang. Pasukan Heiho terdiri dari
bangsa Indonesia dan dibentuk pada 2 September 1942. Kemudian pada 22 April
1943, tentara Jepang mulai melakukan perekrutan. Rata-rata anggota Heiho adalah
para pemuda usia 18-25 tahun. Mereka direkrut sebagai pembantu prajurit Jepang.
7.
Hasil
sidang PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945
>>>Mengesahkan UUD 1945
PPKI mengesahkan
Undang Undang Dasar 1945 sebagai konstitusi negara. Dimana rancangan batang
tubuh UUD 1945 sudah dibuat sebelumnya oleh BPUPKI. Selain hal tersebut, juga
dilakukan revisi Piagam jakarta dan rancangan batang tubuh UUD 1945 hasil
sidang II BPUPKI. Berikut empat perubahan yang terjadi:
a.
Adapun kata
“Mukaddimah” diganti dengan kata “Pembukaan”.
b.
Sila pertama
“Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya”,
diganti dengan “Ketuhanan Yang Maha Esa”.
c.
Adanya perubahan dari
pasal 6 UUD 45 yang berbunyi “Presiden ialah ornag Indonesia asli yang beragama
Islam” diubah menjadi “Presiden ialah orang Indonesia asli”.
d.
Adanya perubahan
pasal 28 UUD 1945 “Negara berdasar atas Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan
syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya” diubah menjadi pasal 29 UUD 45 yaitu
“Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa”.
Dalam menjaga persatuan kesatuan dan
juga kemerdekaan yang telah diperjuangankan, maka Moh Hatta bersama Ki Bagoes
Hadikoesoemo, Kasman Singodimedjo, Teuku Hasan, dan Wachid Hasyim mencapai
kesepakatan untuk menghapus tujuh kata kunci dalam sila pertama, dengan adanya
perubahan-perubahan tersebut maka rumusan dasar negara yaitu: (1) Ketuhanan
Yang Maha esa, (2) Kemanusiaan yang adil dan beradap, (3) Persatuan Indonesia,
(4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan, (5) keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
>>>Mengangkat presiden dan
wakil presiden
Hasil dari sidang
PPKI berikutnya adalah memilih dan mengangkat presiden dan juga wakil presiden
Indonesia. Kemudian atas usulan dari Otto Iskandardinata secara aklamasi, maka
Ir. Soekarno terpilih sebagai presiden Indonesia pertama yang didampingi oleh
Drs. Moh Hatta sebagai wakil presiden pertama Indonesia.
>>>Membentuk komita nasional
Pembentukan dari
komite nasional bertujuan untuk membantu seluruh tugas Presiden selama belum
dibentuk MRP dan DPR.
8.
Tujuan
dibentuk BKR pada awal kemerdekaan
- Kelancaran persiapan kemerdekaan di
bidang ketahanan wilayah (negara).
- Pengaman wilayah Indonesia
- Membasmi pengaruh asing yang masih
tampak
9.
Gubernur
Papua dan Maluku yang pertama
>>> Papua
: Sultan Zainal Abidin Syah
>>>
Maluku : Johannes Latuharhary
10. Hasil sidang ketiga PPKI
1. Menetapkan Komite
Nasional Indonesia Pusat (KNIP)
Di sidang pertama
telah diputuskan untuk membentuk komite nasional, namun baru di sidang ketiga
Komite Nasional Indonesia Pusat atau KNIP resmi terbentuk. Sebanyak 137 anggota
KNIP dilantik terdiri dari golongan muda dan masyarakat.
Pada sidang KNIP,
ditunjuk Kasman Singodimerjo sebagai ketua. Sementara terdapat tiga wakil
ketua, yakni M. Sutarjo sebagai wakil ketua pertama, Latuharhary sebagai wakil
ketua kedua serta Adam Malik sebagai wakil ketua ketiga.
2. Membentuk Partai Nasional
Indonesia (PNI)
Hasil sidang PPKI
ketiga salah satunya adalah membentuk Partai Nasional Indonesia atau PNI yang
diketuai oleh Ir. Soekarno. Pembentukan PNI awalnya ditujukan sebagai
satu-satunya partai di Indonesia. Tujuannya untuk mewujudkan negara Republik
Indonesia yang berdaulat, adil, dan makmur berdasarkan kedaulatan rakyat.
Rancangan awal PNI
sebagai partai tunggal di Indonesia kemudian ditolak. Pada akhir Agustus 1945,
rencana ini pun dibatalkan dan sejak itu gagasan yang hanya ada satu partai di
Indonesia tidak pernah dimunculkan lagi.
3. Membentuk Badan Keamanan
Rakyat (BKR)
Hasil sidang ketiga
PPKI juga menghasilkan keputusan untuk membentuk Badan Keamanan Rakyat atau
BKR. Fungsi BKR adalah untuk menjaga keamanan umum bagi masing-masing daerah.
Berkaitan dengan
pembentukan BKR, maka PETA, Laskar Rakyat dan Heiho resmi dibubarkan.
Pembentukan tentara kebangsaan Indonesia harus dilakukan segera demi kedaulatan
negara Republik Indonesia.
11. Hal-hal yang menyebabkan terjadinya peristiwa
Rengasdengklok
Latar Belakang
Terjadinya Rengasdengklok yaitu adanya perselisihan mengenai proklamasi
kemerdekaan Indonesia. Golongan tua yang diwakili oleh Bung Karno dan Bung
Hatta menginginkan proklamasi kemerdekaan dilakukan melalui PPKI. Sedangkan
golongan muda menginginkan proklamasi kemerdekaan dilakukan secepatnya tanpa
melalui PPKI.
Apa
Yang Melatarbelakangi Peristiwa Rengasdengklok?
Anggapan golongan muda mengenai PPKI yaitu sebuah badan yang dibuat oleh
Jepang. Sehingga golongan pemuda tidak menginginkan hal tersebut. Golongan
pemuda juga khawatir jika kemerdekaan yang memang hasil perjuangan bangasa
sendiri seolah-olah menjadi pemberian dari jepang. Untuk menghindari adanya
pengaruh dari jepang, golongan pemuda berinisiatif menculik Bung Karno dan Bung
Hatta serta membawanya ke Rengasdengklok.
Sebelum melakukan
penculikan ke Rengasdengklok, golongan pemuda juga sudah mengadakan perundingan
di Jakarta. Tepatnya di salah satu lembaga bekteriologi di Pegangsaan Timur
Jakarta pada 15 Agustus 1945.
Perundingan tersebut
menghasilkan bahwa pelaksanaan kemerdekaan di lepaskan segala ikatan, hubungan
dan janji kemerdekaan dari Jepang. Namun hasil perundingan tersebut ditolak
oleh Bung Karno. Karena Bung Karno merasa bahwa beliau bertanggung jawab
sebagai ketua PPKI.
Peristiwa
Rengasdengklok melibatkan orang-orang penting seperti Subadio, Chaerul Saleh,
wikana, Suroto Kunto, Johar Nur, Sidik Kertapati, Aidit dan A.M Hanafie dan
seluruh tokoh dalam golongan muda. Sedangkan pada tokoh golongan tua yaitu
Soekarno, Ahmad Soebardjo, dan Moh Hatta.
12. Alasan politik dibentuk BPUPKI oleh pemerintah Jepang
Jepang terus menerus mengalami kekalahan
dari serangan Sekutu dalam perang Asia-Pasifik, adanya perlawanan yang terus
menerus dilakukan oleh rakyat Indonesia dan tentara PETA, sehingga Jepang
membentuk BPUPKI supaya mendapat dukungan dari rakyat Indonesia dan Jepang juga
menjanjikan Kemerdekaan bagi bangsa Indonesia.
13. Waktu pelaksanaan sidang BPUPKI dan hasilnya
Hasil Sidang Pertama BPUPKI
Sidang pertama BPUPKI
dilaksanakan pada tanggal 29 Mei 1945 sampai 1 Juni 1945 dan dihadiri para
anggota BPUPKI. Hasil sidang BPUPKI pertama adalah perumusan sebuah Dasar
Negara Indonesia yaitu Pancasila.
Terdapat tiga
pembicara yang mencoba membicarakan gagasan mengenai dasar negara. Ketiga
pembicara di sidang pertama BPUPKI adalah Mr. Mohammad Yamin, Prof. Dr. Mr.
Supomo dan Ir. Soekarno.
Perumusan sidang PPKI
pun berlangsung cukup rumit karena merumuskan dasar negara yang penting bagi
masyarakat Indonesia. Usulan dari M. Yamin, Supomo dan Soekarno pun masih belum
menemukan kata mufakat dari tiap anggota.
Pada akhirnya dibentuklah
panitia khusus yang bertugas merumuskan usulan-usulan tersebut. Dengan anggota
9 orang, panitia kecil ini diketuai oleh Ir. Soekarno. Setelah itu disepakati
rumusan dasar negara yang dikenal dengan nama Piagam Jakarta berisikan 5 poin.
>>>Poin
pertama membahas mengenai ketuhanan dan agama, kedua mengenai kemanusiaan,
ketiga mengenai persatuan, keempat mengenai permusyawaratan dan yang terakhir
tentang keadilan sosial. Piagam Jakarta atau Jakarta Chapter ini kemudian
menjadi cikal bakal Pancasila.
Hasil Sidang Kedua BPUPKI
Sidang kedua BPUPKI
dilaksanakan pada tanggal 10 Juli 1945 sampai 17 Juli 1945. Hasil sidang BPUPKI
kedua adalah pembahasan rancangan undang-undang dasar (UUD), bentuk negara,
pernyataan merdeka, wilayah negara dan kewarganegaraan Indonesia.
Dalam rapat ini
dibentuk panitia perancang undang-undang dasar (UUD) dengan 19 anggota yang
diketuai oleh Ir. Soekarno. Selain itu juga dibentuk panitia pembelaan tanah
air yang diketuai oleh Abikoesno Tjokrosoejoso serta panitia ekonomi dan
keuangan yang diketuai Mohamad Hatta.
Setelahnya dilakukan
rapat penentuan wilayah Indonesia merdeka yang meliputi wilayah Hindia Belanda
ditambah dengan Malaya, Borneu Utara, Papua, Timor-Portugis dan pulau-pulau di
sekitarnya.
Kemudian pada tanggal
11 Juli 1945, panitia perancang UUD membentuk lagi panitia kecil beranggotakan
7 orang yang terdiri dari ketua Prof. Dr. Mr. Soepomo dan anggota Mr.
Wongsonegoro, Mr. Achmad Soebardjo, Mr. A.A. Maramis, Mr. R.P. Singgih, H. Agus
Salim dan Dr. Soekiman.
Hasil
dari sidang BPUPKI yang kedua adalah pembahasan rancangan undang undang dasar,
bentuk negara, pernyataan negara, wilayah negara, dan kewarganegaraan
Indonesia. Hasil sidang kerja panitia perancang UUD dilaksanakan
pada tanggal 13 Juli 1945. Kemudian pada tanggal 14 Juli 1945 diadakan rapat
pleno BPUPKI yang menerima laporan dari panitia perancang UUD. Terdapat 3 hak
pokok yang harus masuk dalam UUD 1945 yakni pernyataan Indonesia merdeka,
pembukaan UUD serta batang tubuh UUD.
Konsep proklamasi
kemerdekaan rencananya akan disusun dengan mengambil tiga alenia pertama Piagam
Jakarta. Sedangkan konsep Undang-Undang Dasar hampir seluruhnya diambil dari
alinea keempat Piagam Jakarta.
14. Tokoh yang mengusulkan nama & dasar negara
Ir. Soekarno
Pada saat
menyampaikan pidatonya itulah Soekarno mengusulkan nama dasar negara kita
dengan nama Pancasila. Sebuah nama yang menurut Soekarno diperoleh dari
seorang teman yang ahli bahasa, tanpa menyebut siapakah nama teman tersebut.
Yang kemudian diketahui sebagai Mr. Muhammad Yamin.
15. Tindakan yang dilakukan pemuda ketika mendengar berita
kekalahan Jepang
Berita kekalahan
Jepang dari Sekutu tidak seketika tersiar ke berbagai negara. Namun, berita
soal ini diketahui salah satu tokoh pada masa itu, Sutan Syahrir. Pada masa kependudukan Jepang, Syahrir
melakukan gerakan bawah tanah untuk mempersiapkan kemerdekaan tanpa bekerja
sama dengan Jepang. Pada 10 Agustus 1945, Sutan Syahrir mendengar berita
tersebut dari siaran radio luar negeri yang pada waktu itu dilarang. Akhirnya,
Syahrir menghubungi Chairil Anwar dan segera meneruskan berita tersebut kepada
para pemuda yang pro kemerdekaan. Menindaklanjuti berita tersebut, para pejuang
yang didominasi golongan muda segera mendesak Soekarno agar segera memproklamasikan
kemerdekaan pada 15 Agustus 1945. Namun, Soekarno dan Hatta menolak rencana
tersebut dan tetap bersikukuh pada 24 September 1945 yang ditetapkan oleh PPKI
yang dibentuk oleh Jepang. Kelompok pemuda kecewa, karena momentum kekalahan
Jepang seharusnya bisa dimanfaatkan Indonesia. Kemudian, para pemuda ini
melakukan penculikan terhadap Soekarno-Hatta yang kemudian membawa keduanya ke
Rengasdengklok pada 16 Agustus 1945. Rencana ini dijalankan untuk mendesak
keduanya agar segera bertindak dan menjauhkan dari pengaruh Jepang.
Kekalahan Jepang dari
Sekutu ini membuat golongan muda Indonesia mendorong Soekarno dan Hatta untuk
mempersiapkan kemerdekaan RI. Upaya itu dilakukan dengan menculik kedua tokoh
itu dan membawanya ke Rengasdengklok, Kawarang. Tujuannya, mendesak agar segera
memproklamasikan kemerdekaan. "Penculikan" Soekarno-Hatta Pada 10
Agustus 1945, Sutan Syahrir mendengar berita kekalahan Jepang dari sekutu dari
pemberitaan sebuah radio luar negeri. Saat itu, Syahrir membangun jaringan gerakan
bawah tanah yang tak mau bekerja sama dengan Jepang. Yang terlibat dalam
gerakan ini adalah kader-kader PNI baru yang tetap meneruskan pergerakan serta
kader muda yaitu mahasiswa. Setelah mendengar berita tersebut, Syahrir
menghubungi rekan seperjuangannya untuk meneruskan berita tersebut kepada
golongan pemuda yang pro terhadap kemerdekaan untuk segera bertindak. Pada 15
agustus 1945, golongan muda melakukan rapat di Ruang Laboratorium Mikrologi di
Pegangsaan Timur membicarakan pelaksanaan proklamasi tanpa menunggu pihak
Jepang. Para pemuda ini beranggapan, Jepang hanya menjaga situasi dan kondisi
Indonesia karena mereka telah menyerah kepada Sekutu. Keputusan dari pertemuan
di Pegangsaan yaitu mendesak Soekarno dan Hatta untuk segera memproklamasikan
kemerdekaan paling lambat 16 Agustus 1945. Setelah selesai bermusyawarah,
golongan muda yang diwakili oleh Darwis dan Wikana menghadap Soekarno dan Hatta
dan menyampaikan isi keputusan tersebut. Namun, keduanya menolak desakan itu.
Soekarno dan Hatta mengatakan, memproklamirkan kemerdekaan tak bisa dilakukan
secara gegabah. Harus menunggu Panitia Persiapan Kemerdekan Indonesia (PPKI)
yang telah terbentuk. Mengingat tak ada titik temu, golongan pemuda mengadakan
rapat lanjutan pada hari itu juga di Asrama Baperpi (Kebun Binatang Cikini).
Hasilnya, golongan pemuda sepakat untuk menjauhkan Soekarno dan Hatta agar tak
mendapat pengaruh Jepang. Pada 16 Agustus 1945 pukul 03.00 WIB, golongan muda
yang terdiri dari Soekarni, Wikana, Aidit, Chaerul Saleh, dan lainnya melakukan
misinya untuk membawa Soekarno-Hatta ke luar kota agar tak mendapat pengaruh
Jepang. Sudanco Singgih terpilih menjadi pimpinan penculikan tersebut.
Akhirnya, Rengasdengklok, Karawang menjadi tujuan utama golongan muda bersama
Soekarno-Hatta. Akhirnya Soekarno dan Hatta singgah di sebuah rumah milik
Djiauw Kie Siong, seorang petani keturunan Tionghoa. Dipilihnya rumah Djiaw
karena tertutup rimbunan pohon dan tak mencolok. Lihat Foto Rumah millik Djiauw
Kee Siong di Kampung Bojong, Rengasdengklok-Jawa Barat, menjadi tempat
bersejarah karena sempat menampung Bung Karno dan Bung Hatta pada tanggal 16
Agustus 1945, setelah kedua pimpinan negara itu diculik beberapa pemuda
pejuang. Selama sehari penuh Soekarno-Hatta berada di Rengasdengklok. Golongan
muda kembali menyampaikan desakan yang sama, proklamasi kemerdekaan Indonesia.
Setelah yakin desakan itu dipenuhi, Achmad Soebardjo kemudian menjemput
Soekarno-Hatta ke Rengasdengklok dan memberikan jaminan proklamasi akan
dilakukan selambat-lambatnya pada 17 Agustus 1945. Dengan adanya jaminan itu,
Soekarno-Hatta kembali ke kota Jakarta. Setelah kembali ke Jakarta, mereka
melakukan perumusan teks proklamasi kemerdekaan di rumah Laksamana Maeda.
Awalnya, proklamasi kemerdekaan akan dibacakan Soekarno-Hatta pada 17 Agustus
1945 di Lapangan IKADA (kini lapangan Monas) atau di rumah Soekarno di Jl
Pegangsaan Timur 56. Akhirnya, proklamasi kemerdekaan dilaksanakan di rumah
Soekarno, karena Lapangan Ikada masih diduduki tentara Jepang. Teks proklamasi
Kemerdekaan Indonesia yang dibacakan Soekarno diketik oleh Sayuti Melik.
16. Alasan pemerintah Jepang membentuk BPUPKI dan tindakan
selanjutnya
Koiso berpendapat,
Jepang sebaiknya memberikan kemerdekaan untuk Indonesia “kelak di kemudian
hari” (Ben Anderson, Some Aspects of Indonesian Politics under Japanese
Occupation 1944-1945, 1961:2). Entah apa yang dimaksud Koiso dengan ungkapan
“kelak di kemudian hari” itu. Yang jelas, Jepang tidak mau kehilangan Indonesia
begitu saja, apalagi menyerahkannya kepada pihak musuh. Jepang setidaknya menjanjikan
kemerdekaan kepada Indonesia sambil menunggu situasi membaik.
Dengan janji itu,
Koiso berharap tidak terjadi pemberontakan. Sebaliknya, rakyat Indonesia justru
bisa dikerahkan untuk menghadang Sekutu jika benar-benar terdesak, apalagi
Jepang sudah membentuk barisan Pembela Tanah Air (PETA) di sana. Sempat terjadi
perdebatan atas usulan Koiso kendati akhirnya diterima. Maka, pada 1 Maret
1945, Kumakichi Harada selaku Jenderal Dai Nippon yang membawahi Jawa,
mengumumkan akan dibentuk suatu badan baru dengan nama Dokuritsu Junbi Cosakai
(George S. Kanahele, The Japanese Occupation of Indonesia, 1967:184).
Dokuritsu Junbi
Cosakai inilah nama lain dari Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (BPUPKI), institusi seribu janji yang menjadi sesi awal upaya
akal-akalan Jepang terhadap Indonesia, meski yang terjadi nanti ternyata tidak
sesuai yang diharapkan pemerintah pendudukan Jepang. Pemerintah Jepang terpaksa
menawarkan janji kemerdekaan Indonesia dengan membentuk BPUPKI karena posisi mereka
yang sudah terdesak. Bermula dari kekalahan dalam pertempuran laut di Coral
Sea, dekat Australia, disusul jatuhnya Kepulauan Saipan ke tangan Sekutu pada
Juli 1944. Itu membuat kekuatan Jepang di Perang Asia Timur Raya semakin
melemah.
Pembentukan BPUPKI
Kendati sudah diumumkan sebelumnya, pembentukan Dokuritsu Junbi Cosakai alias
BPUPKI baru diresmikan pada 29 April 1945, sedangkan pelantikan para anggotanya
dilakukan hampir sebulan kemudian, 28 Mei 1945. Secara garis besar, BPUPKI
dibentuk untuk "menyelidiki hal-hal yang penting sekaligus menyusun
rencana mengenai persiapan kemerdekaan Indonesia," demikian seperti yang
termaktub dalam Maklumat Gunseikan (Kepala Pemerintahan Militer merangkap
Kepala Staf) Nomor 23. Maklumat yang sama memaparkan tugas BPUPKI: mempelajari
semua hal penting terkait politik, ekonomi, tata usaha pemerintahan, kehakiman,
pembelaan negara, lalu lintas, dan bidang-bidang lain yang dibutuhkan dalam
usaha pembentukan negara Indonesia (Asia Raya, 29 April 1945).
Pengaruh Jepang dalam
mengiringi kinerja BPUKI masih cukup kuat, termasuk pada komposisi
keanggotaannya yang terdiri dari seorang kaico (ketua), 2 orang fuku kaico
(ketua muda), dan 59 orang iin atau anggota (R.M. A.B. Kusuma, Lahirnya
Undang-Undang Dasar 1945, 2004:10).
Radjiman
Wediodiningrat ditunjuk sebagai kaico. Ia adalah tokoh yang dituakan, priyayi
Jawa berpengaruh sekaligus sosok penting yang turut menggagas Boedi Oetomo pada
1908. Sedangkan sebagai ketua muda adalah Raden Pandji Soeroso dan Ichibangase
Yoshio (wakil Jepang). Ke-59 anggota BPUPKI didominasi orang Indonesia,
termasuk 4 orang dari golongan Cina, 1 orang golongan Arab, dan 1 peranakan
Belanda. Selain itu, ada pula tokubetu iin (anggota kehormatan), terdiri 8
orang Jepang. Mereka berhak menghadiri sidang tapi tidak punya hak suara
(Marwati Djoened Poesponegoro & Nugroho Notosusanto, Sejarah Nasional
Indonesia VI, 1984:67).
17. Tokoh nasional yang diundang ke Dalat Vietnam
Pada 11 Agustus 1945,
Ir. Soekarno, Drs. Mohammad Hatta, dan Dr. Radjiman Wedyodiningrat tiba
di Dalat, Vietnam. Mengutip dari berbagai sumber, ketiga tokoh ini bertemu
Jenderal Terauchi, Panglima seluruh Angkatan Perang Jepang di Asia Tenggara.
18. Peristiwa yang menyebabkan Jepang menyerah
1.
Kekalahan di Semua
Lini
Perang Duni II memasuki babak akhir di pertengahan tahun
1945. Sedangkan di Benua Eropa tanggal 8 Mei, Jerman sudah menyerah pada Sekutu
yang kemudian memadamkan perang di daerah tersebut. Akan tetapi hal serupa
tidak terjadi di sejarah perang Asia Pasifik karena Jepang masih terus melawan
Amerika dengan segala sisa kekuatan yang mereka miliki.
Sesudah Angkatan
Udara Jepang hancur, Sekutu lalu memblokade laut Jepang serta melakukan
pengeboman di beberapa kota daerah Jepang. Hal tersebut semakin diperburuk
dengan jatuhnya Pulau Iwo Jima dan juga Okinawa ke tangan Sekutu yang kemudian
membuat Sekutu semakin mudah melancarkan serangan mereka ke beberapa pulau yang
ada di Jepang.
2.
Serangan Mendadak
Soviet
Alasan Jepang
Menyerah Kepada Sekutu adalah karena serangan mendadak yang dilakukan oleh
Soviet. Di tanggal 6 Agustus, cahaya seterang seribu matahari” telah dijatuhkan
pesawat Enola Gay di Hiroshima. Dalam bukunya “Racing the Enemy”, Hasagewa
mengatakan jika pemimpin Jepang sebenarnya tidak panik dengan hal tersebut.
Sebelum bom dijatuhkan, di awal bulan Maret ada 330 pesawat pembom B-29 Fortres
Amerika Serikat yang dikerahkan untuk menghujani Tokyo dan juga beberapa kota
di Jepang lainnya dengan ribuan ton bom. Hal tersebut menewaskan setidaknya 100
ribu jiwa dan juga jutaan orang yang kehilangan tempat tinggal.
Korban akibat bom ini
lebih besar dibandingkan Hiroshima. Bahkan ada sekitar 60 kota di Jepang yang
ikut hancur sebelum diserangnya Hiroshima. Hasegawa berkata jika Jepang tidak
menyerah karena Tokyo, sehingga mereka juga tidak akan menyerah karena
Hiroshima. Sampai akhirnya Soviet mengikuti keinginan Amerika Serikat untuk
mendeklarasikan perang pada Jepang di tanggal 8 Agustus 1945. Ini membuat
strategi Jepang runtuh sesudah serangan mendadak Tentara Merah di Manchuria.
Jepang kemudian merasa kesulitan untuk bertahan dengan sistem kekaisaran dengan
adanya invasi komunis Soviet tersebut.
Berdasarkan dengan
pertimbangan jika lebih baik menyerah pada Washington dibandingkan semakin
membuat kekaisaran Jepang runtuh jika menyerah ke tangan komunis Moskow, maka
akhirnya di tanggal 15 Agustus Jepang menyerah tanpa syarat ke Sekutu.
3.
Jatuhnya Bom di
Hiroshima dan Nagasaki
Alasan Jepang
Menyerah Kepada Sekutu lainnya yaitu karena Di tanggal 6 Agustus dan 9 Agustus,
Amerika Serikat menjatuhkan bom di Hiroshima dan Nagasaki
4.
Hancurnya Pengilangan
Nippon Oil Company
Hancurnya pengilangan
Nippon Oil Company juga menjadi salah satu alasan mengapa Jepang menyerah pada
Sekutu. Skuadron Bombardemen 315 terbang sejauh 3.800 mil untuk menghancurkan
pengilangan Nippon Oil Company di Tsuchizaki yang ada di ujung utara Honshu.
Ini menjadi misi pengeboman paling panjang dalam sejarah perang. Pengilangan
minyak yang dijadikan sasaran tersebut adalah satu satunya pengilangan minyak
Jepang yang masih beroperasi di Jepang dan menghasilkan 67 persen kebutuhan
minyak di Jepang.
5.
Penembakan Meriam ke
Pantai Jepang
Presiden Truman
memerintahkan untuk melanjutkan serangan udara pada Jepang dalam intensitas
yang maksimum agar bisa meyakinkan Jepang jika mereka memang serius untuk
permintaan supaya Jepang segera menyerah.Untuk itu, Armada Amerika mulai
menembakkan meriam ke pantai Jepang. Selain itu, Amerika juga mengerahkan lebih
dari 400 pengebom B-29 ketika menyerang jepang selama tanggal 14 Agustus 1945 kemudian
menambah 300 pesawat pengebom lagi di hari yang sama. Serangan ini menjadi
serangan udara paling besar di sepanjang sejarah Perang Pasifik dengan total
1.014 pesawat yang dikerahkan dan semua kembali dengan selamat.
Sesudah Jepang
menyerah, di tanggal 28 Agustus 1945 dimuali pendudukan Jepang oleh Sekutu dan
juga Tribunal Militer Internasional bagi Timur Jauh yang dilakukan untuk
mengadili beberapa tokoh Jepang di PD II. Upacara penyerahan resmi Jepang
terjadi di 2 September 1945 di USS Missouri yang kemudian ditandatangani oleh:
·
Menteri Luar Negeri
Mamoru Shigemitsu atas nama Kaisar Jepang serta Pemerintahan Jepang. Sedangkan
Menteri Luar Negeri Togo sudah mundur beberapa hari sebelumnya.
·
Kepala Staf Umum AD
Yoshijiro Umezu atas perintah serta atas nama Markas Umum Kekaisaran Jepang.
·
Jenderal Besar
Douglas MacArthur sebagai seorang Komando Tertinggi pihak Sekutu.
·
Laksamana Armada Laut
Chester Nimitz untuk Amerika Serikat.
·
Jenderal Hsu Yung
Chang untuk China.
·
Laksamana Bruce
Fraser untuk wakil Inggris.
·
Letnan Jenderal Kuzma
Derevyanko untuk wakil Uni Soviet.
·
Jenderal Thomas
Blamey untuk wakil Australia.
·
Jenderal Philippe
Leclerc untuk wakil Perancis.
·
Kolonel Lawrence
Moore untuk Kanada.
·
Letnan Laksamana
C.E.L Helfrich untuk wakil Belanda.
·
Wakil Marsekal Udara
Leonard M. Isitt untuk wakil Selandia Baru.
Kekalahan Jepang
Sesudah dua pusat kota di Jepang hancur
yang menewaskan ribuan orang tidak berdosa, akhirnya hal tersebut membuat
Kaisar lebih memilih untuk menyerah dan mengakhiri perang sesudah terjadi
perdebatan yang sengit antara para pemimpin Jepang. Kaisar Hirohito berkata
jika menghentikan peperangan sekarang menjadi jalan satu satunya agar bisa
menyelamatkan rakyat dari kehancuran hingga akhirnya ia memutuskan jika perang
tersebut harus diakhiri yang sekaligus juga menjadi akhir perang dunia II.
19. Tokoh penting proklamasi yang berasal dari Sumatra Barat
1. Abdul Halim 2. Haji Abdul Malik Karim Amrullah (HAMKA) 3. Abdul Muis
4. Adnan Kapau Gani 5. Agus Salim 6.
Bagindo Aziz Chan 7.
Hazairin
8. Ilyas Yakoub 9. Tuanku Imam Bonjol 10.
Mohammad Hatta
11. Mohammad Natsir 12. Mohammad Yamin 13. Rasuna Said
14. Sutan Sjahrir 15. Tan Malaka 16.
Tuanku Tambusai 17. Ruhana Kuddus
20. Tokoh proklamasi dengan peran dan kedudukannya
1. Ir.Soekarno
Sukarno adalah tokoh
sangat penting dalam peristiwa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Sebagai
pemimpin Indonesia yang menonjol waktu itu, Bung Karno dipilih menjadi ketua
PPKI. PPKI adalah badan yang diberi wewenang untuk mempersiapkan segala sesuatu
yang menyangkut masalah ketatanegaraan bagi negara Indonesia baru. Sepak
terjang Bung Karno pada saat-saat menjelang kemerdekaan tidak bisa dilepaskan
dari kedudukan beliau sebagai ketua PPKI. Bung Karno merupakan salah satu dari
golongan tua yang menghendaki pelaksanaan proklamasi di dalam PPKI. Hal ini
didasari pertimbangan untuk menghindari terjadinya pertumpahan darah. Karena
pendapat ini, beliau harus berhadapan dengan para pemuda. Puncaknya adalah
peristiwa Rengasdengklok. Bersama Bung Hatta Beliau diculik para pemuda dan
diamankan di Rengasdengklok. Sebagai Ketua PPKI, beliau menemui penguasa Jepang
di Indonesia, yaitu Mayjen Nishimura. Mereka membicarakan kemerdekaan
Indonesia. Beliau dan para pemimpin yang lain tetap melanjutkan tekad
memproklamasikan kemerdekaan meskipun tanpa persetujuan penguasa Jepang. Bung
Karno bersama dengan Bung Hatta dan Ahmad Subarjo merumuskan naskah Proklamasi.
Bahkan rumusan awal naskah proklamasi adalah tulisan tangan Bung Karno. Setelah
naskah diketik oleh Sayuti Melik, Bung Karno dan Hatta menandatanganinya atas
nama bangsa Indonesia Peran Bung Karno
yang sangat menonjol adalah bersama Bung Hatta bertindak sebagai Proklamator.
Bung Karnolah yang akhirnya dengan penuh keberanian dan kekhidmatan
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945.
2. Drs.Mohammad Hatta
Peran Drs. Mohammad
Hatta dalam peristiwa proklamasi kemerdekaan sangat penting. Waktu itu, Bung
Hatta dianggap sebagai pemimpin utama Bangsa Indonesia selain Bung Karno.
Beberapa kali beliau menjadi perantara antara golongan muda dan golongan tua,
terutama dengan Bung Karno. Karena peran beliau, pendapat golongan tua dan
golongan muda bisa dipertemukan. Beliau berdialog dengan golongan muda tentang
cara memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Selain itu, Bung Hatta adalah
salah seorang perumus naskah Proklamasi. Bersama Bung Karno, Bung Hatta
bertindak sebagai proklamator kemerdekaan Indonesia. Selain menandatangani
naskah Proklamasi, beliau mendampingi Bung Karno memproklamasikan kemerdekaan
Indonesia. Bung Hatta juga sangat berjasa atas perubahan beberapa kata dalam
Piagam Jakarta. Sebagai pemimpin bangsa beliau menerima aspirasi seluruh rakyat
Indonesia. Beliau memikirkan keutuhan seluruh bangsa Indonesia.
3. Ahmad Subarjo
Ahmad Subarjo adalah
Penasihat PPKI. Beliau menjadi penengah golongan muda dan kedua pemimpin
nasional, Sukarno-Hatta. Beliau mewakili golongan tua berunding dengan para
pemuda ketika Sukarno-Hatta diculik dan diamankan ke Rengasdengklok. Setelah
dicapai kesepakatan, beliau menjemput Sukarno- Hatta ke Rengasdengklok. Beliau
meyakinkan para pemuda bahwa pada tanggal 17 Agustus 1945 akan diumumkan
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, bahkan beliau menjaminkan nyawanya. Peran
penting lain Subarjo adalah turut merumuskan naskah Proklamasi Kemerdekaan.
Bersama Bung Karno dan Bung Hatta, Beliau merumuskan naskah Proklamasi di rumah
Laksamana Maeda.
4. Ibu Fatmawati
Sebagai istri
pemimpin Bangsa Indonesia, Fatmawati turut mendampingi Bung Karno. Ibu
Fatmawati dikenal sebagai tokoh wanita yang dekat dengan rakyat Indonesia yang
sedang memperjuangkan kemerdekaan. Jasa Ibu Fatmawati sangat menonjol dalam
peristiwa Proklamasi. Beliau menjahit Bendera Pusaka, Merah Putih. Beliau
menjahit Bendera Pusaka ini pada bulan Oktober 1944. Bendera ini dikibarkan
setelah Bung Karno membaca Proklamasi.
5. Sutan Syahrir
Sutan Syahrir adalah
tokoh politik, pejuang kemerdekaan, dan perdana menteri pertama RI. Syahrir
dilahirkan di Bukit Tinggi. Pada zaman Jepang, Syahrir memutuskan untuk tidak
bekerja sama dengan pemerintah Jepang. Beliau salah satu tokoh yang berani
mengambil risiko mencari berita mendengarkan berita radio. Saat keluar perintah
dari pemerintah Jepang di Indonesia yang melarang rakyat Indonesia untuk
menyalakan radio dan alat komunikasi, Syahrir merasa curiga dan malah berusaha
untuk mencari tahu ada apa sebenarnya. Sampai akhirnya Syahrir mendengar berita
bahwa Jepang telah menyerah kepada sekutu. Syahrir adalah salah satu tokoh yang
paling awal mengetahui berita Jepang menyerah kepada Sekutu. Setelah beliau
mengetahui berita tersebut beliau mendesak Sukarno-Hatta untuk memproklamasikan
kemerdekaan Indonesia di luar rapat PPKI.
6. Laksamana Tadashi Maeda
Laksamana Maeda
adalah seorang perwira penghubung Jepang. Beliau mendukung gerakan kemerdekaan
Indonesia. Dukungannya telah tumbuh sejak beliau menjabat atase militer di
Belanda. Di Belanda, beliau menjalin hubungan dengan sejumlah tokoh mahasiswa,
misalnya Ahmad Subarjo. Beliau menjamin keselamatan perencanaan proklamasi.
Perumusan teks Proklamasi dilakukan di rumah beliau. Karena dukungannya
terhadap persiapan proklamasi kemerdekaan Indonesia, beliau ditangkap oleh
Sekutu dan dipenjarakan di Gang Tengah.
7. Sayuti Melik
Ia turut hadir dalam
peristiwa perumusan naskah Proklamasi dan menjadi anggota susulan PPKI. Setelah
itu ia menjadi anggota Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP). Beliau adalah
tokoh yang mengetik naskah teks proklamasi setelah disempurnakan dari naskah
tulisan tangan asli. Teks proklamasi tulisan tangan Bung Karno diketik oleh
Sayuti Melik dengan beberapa perubahan kata.
8. Sukarni
Peran Sukarni
meskipun tidak terlalu banyak tetapi berpengaruh besar, saat itu Sukarni yang
mewakili generasi muda merasa gerah dengan sikap menunggu yang dipilih Bung
Karno dan Bung Hatta menyikapi menyerahnya Jepang terhadap Sekutu. Kelompok
anak muda itu kemudian menculik Soekarno-Hatta ke Rengasdengklok, Jawa Barat.
Setelah ide memanfaatkan kekosongan kekuasaan untuk menyatakan kemerdekaan
disetujui, maka kedua pemimpin tersebut dibebaskan kembali ke Jakarta untuk
memimpin rapat penyusunan teks proklamasi. Pada saat penyusunan teks proklamasi
Sukarni juga lah yang menyarankan agar teks proklamasi ditandatangani oleh
Soekarno-Hatta, atas nama bangsa Indonesia.
9. Wikana
Wikana pada peristiwa
pencetusan Proklamasi 1945 melakukan peran penting karena berkat koneksinya di
Angkatan Laut Jepang atau Kaigun, Proklamasi 1945 bisa dirumuskan di rumah
dinas Laksamana Maeda di Menteng yang terjamin keamanannya. Selain itu Wikana
juga mengatur semua keperluan Pembacaan Proklamasi di rumah Bung Karno di
Pegangsaan 56. Ia juga sangat tegang saat melihat Bung Karno sakit malaria pagi
hari menjelang detik-detik pembacaan Proklamasi. Wikana yang membujuk kalangan
militer Jepang untuk tidak mengganggu jalannya upacara pembacaan teks
proklamasi.
10. Tokoh-tokoh lainnya
- Chaerul Saleh
Chaerul Saleh bersama-sama dengan
Sukarni dan Wikana menculik Soekarno-Hatta ke Rengasdengklok
- Iwa Kusumasumantri
Iwa Kusumasumantri adalah anggota PPKI
dan orang yang menyarankan penggunaan nama proklamasi
- B.M Diah
B.M Diah adalah wartawan yang berperan
dalam penyampaian berita proklamasi
- Latif Hendraningrat, S. Suhud dan Tri
Murti
Mereka bertiga adalah pengibar bendera
merah putih setelah pembacaan teks proklamasi
- Frans S. Mendur
Frans S. Mendur adalah wartawan yang
mengabadikan dan menyembunyikan negatif foto peristiwa proklamasi dari Jepang
- Syahrudin
Syahrudin ialah seorang telegraphis pada
kantor berita Jepang yang mengabarkan berita proklamasi kemerdekaan Negara
Indonesia ke seluruh dunia secara sembunyi-sembunyi
- Soewirjo
Soewirjo ialah Gubernur Jakarta Raya
yang mengusahakan kegiatan upacara proklamasi dan pembacaan proklamasi berjalan
aman dan lancar
21. Tokoh yang mengusulkan konsep dasar negara dan rumusan
·
Mohammad Yamin
Mohammad Yamin
merupakan seorang sastrawan, sejarawan, budayawan, politikus, dan ahli hukum.
Dalam membuat rumusan Pancasila, Mohammad Yamin memberikan lima hal untuk bisa
dijadikan dasar negara. Pertama diajukan secara lisan pada tanggal 29
Mei 1945 yang berisi:
Peri kebangsaan
Peri kemanusiaan
Peri ketuhanan
Peri kerakyatan
Kesejahteraan rakyat
Kemudian hal tersebut
berubah saat Mohammad Yamin menyampaikan rumusan dasar negara yang
diajukan secara tertulis, yaitu:
Ketuhanan Yang Maha
Esa
Kebangsaan Persatuan
Indonesia
Rasa kemanusiaan yang
adil dan beradab
Kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan
Keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia
·
Soepomo
Soepomo merupakan
seorang ahli hukum pada generasi pertama yang sudah ada ketika Indonesia
merdeka. Soepomo adalah seorang pahlawan nasional Indonesia yang juga dikenal
sebagai arsitek Undang-undang Dasar 1945, bersama dengan Mohammad Yamin dan
Soekarno. Usulan untuk rumusan Pancasila diungkapkan Soepomo dalam pidatonya di
sidang BPUPKI yang digelar pada 31 Mei 1945. Soepomo memberikan lima
rumusan untuk dijadikan dasar negara, yaitu:
Persatuan
Kekeluargaan
Keseimbangan lahir
dan batin
Musyawarah
Keadilan rakyat
·
Soekarno Presiden
pertama Indonesia
Soekarno juga turut
serta merumuskan Pancasila. Dalam pidatonya di sidang BPUPKI tanggal 1 Juni
1945, Soekarno menyampaikan pidato yang berisi gagasan mengenai dasar
negara yang terdiri dari lima butir gagasan. Gagasan tersebut adalah:
Kebangsaan Indonesia Internasionalisme dan perikemanusiaan Mufakat atau
demokrasi Kesejahteraan sosial Ketuhanan yang Maha Esa Selain itu, Soekarno
juga mengusulkan tiga dasar negara yang diberi nama Ekasila, Trisila, dan Pancasila.
Di mana akhirnya dasar negara yang dipilih adalah Pancasila.
Setelah rumusan
Pancasila diterima sebagai dasar negara secara resmi, kemudian diterbitkan
beberapa dokumen penetapannya, yaitu:
Rumusan pertama:
Piagam Jakarta (jakarta Charter)-tanggal 22 Juni 1945
Rumusan kedua:
Pembukaan Undang-undang dasar- tanggal 18 Agustus 1945
Rumusan ketiga:
Mukadimah Konstitusi Republik Indonesia Serikat - tanggal 27 Desember 1949
Rumusan keempat: Mukadimah
Undang-undang Dasar Sementara - tanggal 15 Agustus 1950
Rumusan kelima:
Rumusan kedua yang dijiwai oleh rumusah pertama (merujuk Dekrit Presiden 5 Juli
1959)
Rumusan dasar negara
Pancasila yang sah Rumusan yang sah berdasarkan sistematis yang benar terdapat
pada UUD 1945 dan di sahkan oleh PPKI pada 18 Agustus 1945. Rumusan dasar
negara dalam pembukaan UUD 1945 terletak pada alinea ke empat. Presiden
Republik Indonesia mengeluarkan Instruksi No.12/1968 pada 13 April 1968.
Dalam instruksi tersebut ditegaskan bahwa tata urutan dan rumusan Pancasila sah
sebagai berikut:
Ketuhanan Yang Maha
Esa
Kemanusiaan yang adil
dan beradab
Persatuan Indonesia
Kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam pemusyawaratan/perwakilan
Keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia
22. Tokoh militer yang merupakan hasil didikan PETA dan
menjadi tokoh militer Indonesia
·
Jenderal Besar
Sudirman (Panglima APRI)
·
Jenderal Besar
Soeharto (Mantan Presiden RI ke-2)
·
Jenderal (Anumerta)
Ahmad Yani (Mantan Menteri/Panglima Angkatan Darat)
·
Soepriyadi (Mantan
Menhankam Kabinaet I in absentia)
·
Jenderal TNI Basuki
Rahmat (Mantan Mendagri)
·
Letnan Jenderal TNI
Sarwo Edhie Wibowo (Mantan Komandan Kopassus)
·
Jenderal TNI Umar
Wirahadikusumah (Mantan Wapres RI)
·
Jenderal TNI Soemitro
(Mantan Pangkopkamtib)
·
Jenderal TNI Poniman
(Mantan Menhankam)
·
Letjend TNI Kemal
Idris
·
Letjend TNI Supardjo
Rustam
·
Letjend TNI GPH
Djatikoesoemo (Mantan KASAD, sesepuh Zeni, pejuang kemerdekaan, putra ke-23
dari Susuhunan Pakubuwono X Surakarta, dll)
Soeharto
Sejak zaman Belanda,
Presiden kedua Soeharto telah menaruh minat pada dunia militer. Karir
militernya dimulai saat Soeharto menjadi tentara Hindia Belanda atau KNIL pada
tahun 1942. Dalam pasukan KNIL, Soeharto muda tampak menonjol hingga dipercaya
sebagai kader sersan. Kemudian setelah kekuasaan Belanda berakhir, Jepang
mendirikan kekuatan militer lainnya yang disebut dengan tentara PETA (Pembela
Tanah Air). Tak mau hilang kesempatan, Soeharto langsung merespons positif
pengumuman Jepang untuk menjadi tentara. Karir militer di PETA menanjak sampai
dia meraih jabatan menjadi komandan kompi. Soeharto kemudian bergabung dengan
TNI setelah kemerdekaan. Karirnya bersinar setelah serangan Oemom 1 Maret 1949.
Dia kemudian sempat jadi Panglima Komando Strategis Angkatan Darat dan Presiden
kedua RI.
Sarwo Edhi
Sarwo Edhi Wibowo
selalu takjub melihat gagahnya tentara Jepang saat datang ke Indonesia. Oleh
karena itu, dia tidak menyia-nyiakan kesempatan saat Jepang membuka lowongan
menjadi tentara PETA di Surabaya. Kemudian mertua SBY ini menjalani latihan
militer. Tetapi dia sempat kecewa menjalankan tugas-tugas sepele seperti
memotong rumput, membersihkan toilet, dan membuat tempat tidur bagi perwira
Jepang. Kecewaan Sarwo Edhie tidak berlangsung lama, setelah Indonesia merdeka,
dia segera bergabung dengan Badan Keamanan Rakyat (BKR) yang kemudian jadi TNI.
Karirnya tak sebagus Ahmad Yani, sahabatnya. Namun bintangnya bersinar saat
menjadi Kepala Staf Resimen Pasukan Komando (RPKAD). Sarwo memimpin penumpasan
pemberontakan G30S. Dia sangat populer di kalangan rakyat dan mahasiswa kala
itu. Karir militernya berakhir di pangkat letnan jenderal. Soeharto merasa
Sarwo terlalu populer. Sarwo kemudian digeser jadi duta besar.
Ahmad Yani
Ahmad Yani sudah
masuk ke kancah militer sejak Belanda berkuasa di Indonesia. Bahkan dia rela
meninggalkan sekolahnya untuk menjalani pelatihan militer menjadi Tentara
Hindia Belanda (KNIL) pada tahun 1940. Namun karir militernya tidak panjang
setelah Jepang memangkas habis kekuatan Belanda di Indonesia. Pada tahun 1943
Ahmad Yani akhirnya bergabung dengan tentara PETA bentukan Jepang. Semula dia
menjalani latihan di Magelang tetapi akhirnya dipindahkan ke Bogor untuk
menerima perlatihan sebagai komandan peleton. Setelah selesai, dia dikirim kembali
ke Magelang sebagai instruktur. Setelah kemerdekaan karir militer Ahmad Yani
semakin naik. Ini dibuktikan dengan ia diangkat menjadi Komandan TKR Purwokerto
sampai dipercaya sebagai Komandan Wehrkreise II untuk menumpas DI/TII. Dia juga
menjadi Komandan penumpasan PRRI/Permesta. Karirnya mulus karena cocok dengan
Presiden Soekarno. Puncaknya Yani menduduki Menteri/Panglima Angkatan Darat.
Hidupnya berakhir tragis diberondong pasukan G30S yang mau menculiknya.
Soedirman
Tidak ada yang
menyangka Soedirman bakal menjadi Jenderal besar nantinya. Sebab Soedirman
sejak dulu dikenal sebagai pengajar dan tokoh agama Muhammadiyah.? Soedirman
kemudian bergabung ke PETA pada tahun 1944. Dia mengikuti pendidikan sebagai
Komandan Batalyon atau Daidan. Setelah Indonesia merdeka, Soedirman dipilih
menjadi Panglima Tertinggi. Menggeser Letjen Urip yang pensiunan Mayor KNIL.
Soedirman adalah legenda perjuangan TNI. Keteguhannya tampak saat bergerilya
dalam perang kemerdekaan melawan agresi militer Belanda II tahun 1949. Dengan
kondisi sakit-sakitan, Soedirman terus berjuang
23. Tugas Panitia Sembilan
·
Bertanggung jawab
penuh atas perumusan atau pembentukan dasar negara Indonesia merdeka.
·
Memberikan usul –
usul atau saran baik secara lisan maupun tulisan, disamping itu juga membahas
dan merumuskan dasar negara Indonesia merdeka.
·
Lalu setelah
mengusulkan pendapat mereka juga menampung dari berbagai aspirasi tentang
pembentukan dasar negara Indonesia dari berbagai tokoh.
·
Setelah mengusulkan
pendapat dan juga menampung aspirasi dari berbagai tokoh tentang pembentukan
dasar negara Indonesia merdeka, langkah dan tugas selanjutnya yaitu meraka
harus menyusun sebuah naskah rancangan pembentukan dasar negara Indonesia yang
kemudian dari Mr Mohammad Yamin di beri nama Piagam Jakarta (Jakarta Charter)
24. Perang Laut Jawa
Angkatan Laut Sekutu
yang tergabung dalam American British Dutch Australian Command (ABDACOM),
terlibat pertempuran dengan Armada Jepang di Laut Jawa. Pasukan gabungan Sekutu
mengemban misi mempertahankan kekuasaan Hindia Belanda di Pulau Jawa dari
invasi Jepang. Panglima Angkatan Laut Belanda, Laksamana Muda Kareel Doorman
memimpin kesatuan pemukul Sekutu. Penghadangan terhadap konvoi kapal Jepang
terjadi di sebelah selatan Pulau Bawean, perairan Jawa Timur. Dalam pertempuran
yang berlangsung dari sore hari hingga tengah malam itu, Angkatan Laut Sekutu
mengalami kekalahan telak. Tentara Jepang unggul karena daya jangkau torpedo
yang lebih jauh dan dibantu pesawat-pesawat pengintai. Kerugian Sekutu meliputi
lima kapal penjelejah, tujuh kapal perusak, dan satu kapal tanker. Laksamana
Muda Kareel Doorman turut tenggelam bersama kapal yang dipimpinnya, Hr. Ms. De
Ruyter. Sementara Jepang hanya kehilangan beberapa kapal pengangkut. Pasukan
Jepang setelah pertempuran itu mulai memasuki Jawa.
25. Strategi atau jenis perlawanan terhadap Jepang
A.
Perlawanan dengan
strategi kooperasi
Perlawanan dengan strategi kooperasi (kerja sama) muncul
karena jepang melarang berdirinya semua organisasi pergerakan nasional. Jepang
hanya mengakui organisasi-organisasi yang dibentuknya untuk tujuan memenangkan
perang Asia-Pasifik. Tokoh-tokoh pejuang nasionalis kemudian memanfaatkan semua
organisasi bentukan Jepang dengan cara mengajak kaum muda agar terus berusaha
mewujudkan kemerdekaan Indonesia. Adapun bentuk perjuangan bangsa Indonesia
dengan strategi kooperasi dilakukan melalui organisasi berikut : Putera
(pusat tenaga rakyat), Jawa Hokokai (Himpunan Kebaktian Jawa), MIAI (Majelis
Islam A'la Indonesia) dan Masyumi, Cuo Sangi In (Badan Pertimbangan Pusat),
BPUPKI dan PPKI
B. Perlawanan dengan strategi Gerakan di
Bawah Tanah (non kooperasi)
Selain melalui taktik kerjasama dengan Jepang, para
pejuang juga melakukan gerakan Ilegal (gerakan di bawah tanah). Gerakan ini
muncul akibat terlalu kuatnya pemerintah Jepang menekan dan melarang golongan
oposisi. Strategi perjuangan ini ternyata bisa terorganisir secara rapi dan
dilakukan secara rahasia. Hubungan khusus terus dibangun dengan tokoh-tokoh
pergerakan nasional yang koopertif terhadap Jepang. Selain itu mereka juga
melakukan sabotase dan tindakan destruktif (perusakan) terhadap sarana dan
prasarana vital milik Jepang. Beberapa kelompok pergerakan nasional yang
menjalankan strategi gerakan di bawah tanah, antara lain sebagai berikut :
Kelompok Sutan Syahrir :
pendukung demokrasi parlementer model Eropa Barat dan menentang Jepang karena
merupakan negara fasis. Kelompok ini dipimpin oleh Sutan Syahrir dan anggotanya
adalh para pemuda. Mereka menyebar di Jakarta, Cirebon, Garut, Semarang,
Yogyakarta, Bandung, Surabaya, dan Malang.
Kelompok Kaigun merupakan perhimpunan para
pemuda Indonesia yang mempunyai hubungan erat dengan kepala perwakilan Angkatan
Laut (Kaigun) Jepang di Jakarta, yaitu Laksamana Maeda.
Kelompok Sukarni Merupakan kumpulan para
pemuda anti-Jepang di bawah pimpinan Sukarni. Mereka tinggal di Jalan Menteng
No. 31 Jakarta.
Kelompok Persatuan Mahasiswa
yang terdiri atas Mahasiswa Kedokteran (Ikadaigaku), Tinggal di Jalan Prapatan
No. 10 Jakarta.
Kelompok Amir Syarifudin merupakan
kumpulan pemuda ber-paham sosialis yang selalu menentang kebijakan pemerintah
Jepang.
C. Perlawanan Bersenjata Perlawanan Rakyat
Singaparna, Jawa Barat
Perlawanan ini dipimpin oleh K.H. Zainal Mustafa, seorang
pemimpin pesantren Sukamanah di Singaparna, Tasikmalaya (Jawa Barat).
Perlawanan ini muncul karena adanya paksaan dari pihak Jepang untuk melakukan
Seikeirei, yaitu upacara penghormatan kepada Kaisar Jepang yang dianggap dewa
dengan cara membungkukkan badan ke arah timur laut (Tokyo). Namun K.H. Zainal
Mustafa melarang rakyat untuk melakukan Seikerei karena itu sama saja dengan
mempersekutukan Tuhan. Untuk menghindari hal yang tidak diinginkan K.H. Zainal
Mustafa menyuruh santri-santrinya untuk mempertebal keyakinan dan mengajarkan
bela diri silat. Melihat kejadian itu mengirimkan pasukannya untuk menggempur
daerah Sukamanah dan menagkap K.H. Zainal Mustafa. Tanggal 25 Februari 1944
terjadilah perang, walaupun mereka telah berusaha namun akhirnya mereka
berhasil di tangkap dan dimasukkan kedalam tahanan di Tasikmalaya kemudian di
pindahkan ke Jakarta. K.H. Zainal Mustafa dihukum mati dan dimakamkan di Ancol,
namun sekarang makamnya berada di Singaparna.
26. Faktor-faktor atau hal-hal positif bagi bangsa Indonesia
selama pendudukan Jepang
Diperbolehkannya
bahasa Indonesia
Ketika Jepang
mendarat di Indonesia pada 1942, Jepang melarang penggunaan bahasa Belanda
serta seluruh hal yang berbau Belanda. Jepang berdalih ingin membebaskan
Indonesia dari imperialisme Belanda dan negara-negara Barat. Dengan
dipergunakannya bahasa Indonesia, Indonesia punya bahasa nasional yang diterima
di berbagai daerah.
Didirikannya
kumiyai
Kumiyai adalah badan
yang didirikan untuk memenuhi kebutuhan pokok rakyat. Belakangan kumiyai
digunakan Jepang untuk mengeruk hasil bumi. Namun sistem kumiyai berkembang
menjadi koperasi yang diterapkan di Indonesia hingga saat ini.
Ditetapkannya
jenjang sekolah
Jepang menghapuskan
sistem sekolah berdasarkan kelas sosial yang dijalankan Pemerintah Hindia
Belanda. Sebagai gantinya, Jepang menerapkan sekolah yang setara untuk semua
dengan 12 tingkatan. Sekolah dasar enam tahun, sekolah menengah pertama tiga
tahun, dan sekolah menengah atas tiga tahun.
Dibentuknya
strata masyarakat hingga tingkat paling bawah
Untuk mengawasi dan
memata-matai aktivitas politik rakyat, Jepang membentuk sistem sosial yang
bernama tonarigumi. Tonarigumi meliputi 10 keluarga dalam suatu permukiman.
Sehingga di satu pedesaan atau perkampungan ada beberapa tonarigumi. Kini,
tonarigumi kita kenal sebagai rukun tetangga (RT).
Diperkenalkannya
pertanian line system
Jepang memang memaksa
rakyat menanam komoditas yang berguna bagi peperangan. Untuk membuat cocok
tanam efisien, Jepang mengenalkan line system yang lebih efisien dan tinggi
produksinya.
BPUPKI
dan PPKI
Ketika posisi Jepang
makin terimpit dalam perang, Jepang perlu dukungan rakyat Indonesia lebih kuat.
Untuk itu, Jepang menjanjikan kemerdekaan akan diberikan kepada Indonesia suatu
hari nanti. Sebagai upaya memenuhi janji itu, Jepang membentuk Badan Penyelidik
Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dan Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (PPKI). BPUPKI dan PPKI bentukan Jepang kemudian
merumuskan Pancasila yang jadi dasar negara serta UUD 1945, peraturan hukum
tertinggi di Indonesia.
Latihan
kemiliteran
Jepang ingin
memanfaatkan sumber daya manusia Indonesia untuk kebutuhan perangnya.
Anak-anak, remaja, hingga perempuan dilatih militer. Para pemuda dipersenjatai
dan disiapkan untuk berperang. Latihan ini kelak berguna ketika Belanda
berusaha menguasai Indonesia kembali setelah proklamasi kemerdekaan. Organisasi
militer bentukan Jepang, Pembela Tanah Air (PETA) adalah cikal bakal TNI.
Dikenalkan
budaya positif Jepang
Jepang memberikan
doktrin kepada seluruh rakyat Indonesia. Ada budaya seikerei atau memberi
penghormatan kepada Kaisar Jepang setiap pagi. Bangsa Jepang dikenal sebagai
bangsa yang disiplin. Kedisiplinan ini juga diwajibkan untuk rakyat Indonesia.
Di sekolah-sekolah, diajarkan Nippon Seisyin atau latihan kemiliteran dan
semangat Jepang. Kemudian bahasa, sejarah, dan adat istiadat Jepang. Juga ilmu
bumi dengan perspektif geopolitik.
27. Tujuan dibentuk Gerakan 3A, PUTERA, dan Jawa Hokokai
>>>Organisasi
gerakan 3A, untuk menggerakkan rakyat membantu jepang dlam perang asia timur
raya.
>>>PUTERA,
untuk menggerakkan tenaga dan kekuatan rakyat untuk memberi bantuan kepada
usaha-usaha mencapai kemenangan akhir dlam perang asia timur raya.
>>>Jawa
Hokokai, untuk mengumpulkan dana, bahan pangan,dan besi-besi tua untuk
keperluan perang.
a.
Gerakan 3A
Pada bulan April 1942 Jepang membentuk
gerakan rakyat yang bernama ”Gerakan 3A”. Nama ini berasal dari semboyan
propaganda Jepang, yaitu Nippon Cahaya Asia, Nippon Pelindung Asia, dan Nippon
Pemimpin Asia. Gerakan rakyat ini dipusatkan di Jawa. Sedenbu (bagian
propaganda Jepang) mengangkat tokoh Parindra Jawa Barat, Mr. Samsudin sebagai
ketua dan dibantu oleh tokoh-tokoh lain seperti K. Sutan Pamuntjak dan Mohammad
Saleh. Tokoh-tokoh tersebut bertugas untuk mempropagandakan gerakan tersebut ke
seluruh Indonesia. Gerakan yang bersifat resmi bentukan Jepang ini kemudian
memperluas pengaruhnya ke daerah-daerah. Hal ini dibuktikan dengan pendirian
komite nasional, komite rakyat, dan komite lain yang bersifat lokal.
b.
Pusat Tenaga Rakyat (PUTERA)
Pada bulan Maret 1943 didirikan organisasi
dengan nama Pusat Tenaga Rakyat (PUTERA). Badan ini berada di bawah pengawasan
langsung pihak pemerintah Jepang sehingga membatasi ruang gerak para pemimpin
nasional. Struktur kepemimpinan PUTERA dipimpin oleh Ir. Soekarno dan Drs. Moh.
Hatta, K.H. Mas Mansyur. Pembentukan organisasi ini bertujuan memusatkan segala
potensi masyarakat Indonesia dalam rangka membantu usaha perangnya. Pusat
Tenaga Rakyat - PUTERA
Empat Serangkai
Seperti diketahui, Jepang memang memiliki
tujuan utama menggalang dukungan politik dan militer untuk kemenangan perang
Jepang menghadapi Sekutu. PUTERA telah mencatat langkah positif bagi perjuangan
bangsa Indonesia. PUTERA telah mempersiapkan mental rakyat untuk menuju
kemerdekaan. Hal ini dicapai dengan mengadakan rapat-rapat raksasa dan
menggunakan media massa Jepang untuk menyebarluaskan cita-cita kemerdekaan.
PUTERA lebih mengarahkan perhatian rakyat untuk mencapai kemerdekaan daripada
usaha perang bagi pihak Jepang.
PUTERA juga mengarahkan pendirian
organisasi baru yang mencakup semua golongan masyarakat termasuk golongan Cina,
Arab, dan lainlain. Pemerintah Jepang lambat laun menyadari pembelokan arah
kegiatan organisasi tersebut. Oleh karena itu, Jepang mengganti PUTERA dengan
organisasi baru yang bernama Jawa Hokokai.
c.
Jawa Hokokai
Pada tahun 1944 Jenderal Kumakichi Harada
menyatakan berdirinya organisasi Jawa Hokokai (Himpunan Kebaktian Jawa).
Pendirian organisasi ini merupakan salah satu usulan dari Empat
Serangkai.
Latar belakang pendirian Jawa Hokokai adalah alasan yang diajukan pemerintah
Jepang bahwa dengan menghebatnya perang, rakyat perlu meningkatkan semangat
lahir dan batin untuk menghadapi perang tersebut.
Organisasi ini sangat berperan penting dalam
pengerahan barangbarang dan padi. Bahkan, pertengahan tahun 1945 semua kegiatan
pemerintah dalam bidang pengerahan dilaksanakan oleh organisasi ini. Semua
potensi sosial ekonomi dimobilisasi melalui Jawa Hokokai untuk mencapai jumlah
yang ditentukan guna memenangkan Perang Asia Timur Raya.
28. Alasan rakyat Yogyakarta tidak terkena romusha
Pada musim hujan,
selokan yang dipenuhi sampah– sering meluap dan menimbulkan banjir. Namun, di
masa pendudukan Jepang, selokan telah menyelamatkan nyawa rakyat Yogyakarta
dari kerja paksa (romusha) dan menekan kekurangan pangan.
Pada 1940, Dorodjatun
ditasbihkan menjadi Sultan Hamengku Buwono IX. Tak lama kemudian Jepang datang.
Di Jakarta, pada 1 Agustus 1942, dia dilantik untuk kali kedua sebagai Sultan
Yogyakarta oleh Panglima Besar Tentara Pendudukan Jepang. Sultan menerima
wewenang dari Jepang untuk mengurus pemerintahan Kesultanan yang dinamai Kochi
(Daerah Istimewa).
Kewajiban yang
ditetapkan Jepang membuat penduduk di sejumlah daerah menderita luar biasa.
Mereka dipaksa menyetorkan bahan makanan. Mereka pergi menjadi romusha untuk
membangun proyek-proyek seperti jalan, rel kereta api, lapangan terbang, dan
menggali batubara. Mereka mendapatkan gaji, tapi tak sebanding dengan
pekerjaannya yang berat. Alhasil, ribuan nyawa menjadi korban.
Sultan, dengan segala
cara, berusaha keras untuk melindungi rakyatnya dari kekejaman fasisme Jepang.
Hasilnya, massa rakyat Yogya memiliki nasib lebih mujur dibanding daerah lain.
“Mengelakkan
permintaan Jepang sama sekali tak akan mungkin, tetapi Sultan Hamengku Buwono
IX cukup pandai ‘mengelabui’ tentara Jepang,” demikian tertulis dalam bunga
rampai Takhta Untuk Rakyat, yang dihimpun Mohamad Roem dkk.
Sultan menyembunyikan
statistik yang sebenarnya, baik perihal penduduk maupun hasil panen padi dan
populasi ternak. Dia berhasil meyakinkan Jepang bahwa daerahnya tak mampu
menghasilkan bahan pangan untuk mencukupi kebutuhan penduduk. Alasannya,
wilayah Yogyakarta terlalu sempit dan hanya sedikit tanah yang dapat ditanami
karena sebagian selalu tergenang air pada musim hujan. Sementara wilayah
lainnya kering dan tak subur untuk pertanian.
Soal daerah-daerah
yang tergenang hujan, Sultan tak mengada-ada. Di Adikarto, harian Tjahaja 10
November 1942 melaporkan, hujan turun membuat kali Serang naik dan menggenangi
desa-desa sekitarnya seperti Karangwuni, Sogan, Ngentak, Dukuh, dan Modinan.
Banjir tersebut merusak padi di persawahan dan kerugian ditaksir sekira 1.550
rupiah. Pada Januari 1943, tulis Tjahaja 18 Januari 1943, banjir besar
menghantam bendungan dan tanggul di sepanjang sungai Code, Opak, Progo, Gajah
Wong, dan Kedung Semirangan. Kerugiannya ditaksir sekira 31.560 rupiah.
Agar daerahnya dapat
menyetorkan hasil bumi kepada Jepang, Sultan meminta dana untuk membangun
irigasi. Tak disangka, Jepang memberikan dana untuk membangun saluran dan pintu
air untuk mengatur air hujan dari daerah tergenang ke laut, terutama di daerah
Adikarto serta membangun saluran-saluran untuk mengalirkan air dari Kali Progo
ke daerah kering yang kekurangan air di daerah Sleman ke arah timur.
Saluran dan pintu air
yang dibangun tersebut kemudian dikenal dengan sebutan Selokan Mataram. Dalam
bahasa Jepang disebut Gunsei Hasuiro dan Gunsei Yosuiro. Kedua proyek saluran
ini mampu membantu wilayah Yogyakarta menekan kekurangan pangan dengan hasil
pertanian, sekalipun beberapa persen disetorkan kepada Jepang.
Pembangunan Selokan
Mataram juga menghindarkan warga Yogyakarta dari panggilan menjadi romusha.
Sebab, pembangunan saluran sepanjang puluhan kilometer dan harus dilengkapi dengan
bendungan, tanggul, jembatan, dan lain-lain memerlukan banyak tenaga. Inilah
yang dipakai sebagai alasan Sultan untuk menolak perintah pengiriman penduduk
untuk dijadikan romusha.
KISI-KISI SEJARAH INDONESIA KELAS XI
1. Tokoh perlawan terhadap jepang
2. Ekploitasi jepang terhadap bangsa Indonesia
3. Penerapan kebudayaan jepang terhadap bangsa
Indonesia
4. Organisasi yg dibentuk pada masa Jepang
5. Lembaga BPUPKI dan PPKI (tujuan dan hasilnya)
6. Peristiwa-Peristiwa panting menjelang Proklamasi.
7. Langkah Jepang untuk menarik simpati Bangsa
Indonesia, agar mau membantu Jepang dalam perang pasifik.
8. Strategi pemerintah Indonesia, supaya negara tetap
berjalan menghadapi agresi militer Belanda
Dalam
sejarah Indonesia , pasca menyerahnya Jepang kepada pihak sekutu, Belanda ingin
menjajah kembali Indonesia, menjajah 100% wilayah yang pernah dikuasainya. Beberapa langkah strategis dilakukan Belanda
untuk mencapai tujuan politiknya
menggagalkan berdirinya Negara Republik Indonesia yang dinyatakan pada tanggal
17 agustus 1945 dengan wilayah semua kepulauan yang pernah dijajah Belanda
sejak 1602 hingga terusir dari bumi nusantara.
Strategi pemerintah colonial belanda diantaranya :
1.
Mengirim pasukan NICA melalui
pasukan AFNEI yang berasal dari Inggris yang ditugaskan sekutu untuk
membebaskan kaum interniran (tawanan Eropa) dan memulangkan tentara Jepang
kenegaranya.
2.
Mendirikan pemerintahan di Indonesia
dengan berupaya merekrut kaum feudal Indonesia yang telah sejak lama setia pada
pemerintahan colonial Belanda. Membangun aliansi strategis dengan PKI untuk
menyingkirkan kekuatan politik kaum muslim yang menjadi pilar utama Republic
Indonesia yang mengusung Negara Kesatuan Republik Indonesia.
3.
Merebut kantor – kantor pemerintahan,
pasar, pusat-pusat industry dan ekonomi , perkebunan, serta berbagai bangunan
strategis melalui pasukan NICA dengan para milisi pribumi serta milisi Poh An
Ti dari kalangan masyarakat China.
4.
Mengendalikan keuangan diwilayah
Indonesia melalui Bank Sentralnya yaitu De Javasche Bank. Dengan pengaturan keuangan diharapkan para
pendukung Negara Republik Indonesia mengalami kesulitan ekonomi.
5.
Menghancurkan kekuatan militer
rakyat yaitu lascar-laskar yang dibentuk oleh partai-partai politik dan pasukan
resmi pemerintah Indonesia yaitu TKR yang kemudian berganti nama menjadi TRI.
6.
Melakukan diplomasi diberbagai forum
internasional dengan prinsip wilayah Indonesia adalah wilayah Belanda yang ada
di Timur jauh, masalah Indonesia adalah
masalah dalam negeri Belanda. Diplomasi
ini dilakukan untuk membendung gencarnya diplomasi Indonesia di negara-negara
Arab Islam dan Negara-negara Asia Selatan.
7.
Menggunakan kekuatan diplomasi dan
kekuatan militernya yang modern untuk menghabisi eksistensi perlawanan pemerintah
dan rakyat Indonesia. Menghapuskan pemerintahan Republik Indonesia dari wilayah
nusantara yaitu operasi militer dan melalui jalur diplomasi pembentukan Uni Indonesia Belanda, Republik
Indonesia Serikat dengan Ratu Belanda sebagai kepala Negaranya. Menangkap dan
memenjarakan para tokoh kemerdekaan Indonesia.
8.
Memecah belah bangsa Indonesia
dengan membentuk Negara-negara boneka diberbagai wilayah Indonesia seperti
pembentukan Negara boneka Negara Sumatera, Negara Sumatera Timur, Negara
Borneo, Negara Pasundan , Negara Jawa Tengah, Negara Jawa Timur dan Negara
Indonesia Timur, dibarengi dengan pembentukan tentara milisi pribumi yang
dibayar oleh pemerintah colonial Belanda.
Di area perkebunan membentuk pasukan Poh an ti, yaitu milisi yang terdiri
dari orang-orang Tionghoa.
9.
Mendorong PKI melakukan kekacauan
dan pemberontakan didalam wilayah Republik Indonesia dan memberi perlindungan
politik terhadap para tokohnya .
Sehingga terjadilah Pemberontakan PKI di Madiun pada bulan September 1948,
disaat semua kekuatan Republik Indonesia ditempatkan digaris batas Van Mook
untuk menghadang agresi militer Belanda.
Dengan strategi Belanda yang demikian maka bangsa Indonesia menempuh
perlawanan dengan cara:
1.
Menyiapkan pemerintahan yang kuat.
Ini dilakukan Pemerintahan Negara
Republik Indonesia dibentuk melalui Sidang-sidang PPKI tanggal 18, 19 ,22 agustus 1945, seperti pengangkatan Ir.
Soekarno sebagai Presiden Republik Indonesia dan Mohammad Hatta sebagai wakil
Presiden, mengesahkan UUD 1945 sebagai konstitusi Negara Repblik Indonesia,
KNIP sebagai parlemen darurat yang membantu tugas Presiden dan wakil Presiden
merupakan upaya pembentukan pemerintahan Negara Republik Indonesia.
2.
Pembentukan BKR dan lascar-laskar
rakyat yang umumnya eks pasukan Peta, Heiho, Giyugun, Seinendan merupakan bentuk pelembagaan militer kekuatan
rakyat dan pemerintah Indonesia yang sudah dipersiapan yang sejak zaman
Jepang oleh para ulama dan tokoh pergerakan
nasional. BKR berperan dalam pendudukan berbagai kantor pemerintahan , pusat-pusat
industry, perkebunan, dan tempat – tempat strategis, dan mendorong pemerintahan
Republik Indonesia mengakar sampai kedaerah-daerah pedesaan
3.
Menghalangi pembentukan pemerintahan
colonial Belanda. Ketika kekuatan militer pemerintah colonial Belanda makin
kuat dan tak terbendung, maka perang gerilya menjadi opsi yang dipilih karena
paling efektif dan membuat perang jangka panjang yang membuat energy Belanda
terkuras. Strategi perang gerilya ini
dirancang Jendral Sudirman sesuai perimbangan kekuatan dan memecah kekuatan
pemerintah colonial Belanda dan membuat Belanda sulit mengetahui kekuatan
militer bangsa Indonesia.
4.
Pemerintah Republik Indonesia
mengerahkan para diplomat Indonesia, masyarakat-masyarakat Indonesia, khususnya
para pelajar dan mahasiswa Islam didaerah Timur Tengah atau yang berada diluar
negeri untuk membangun komunikasi politik dengan para elit local di negara
tempat mereka tinggal untuk meminta
dukungan politik bagi perjuangan politik bangsa Indonesia dalam mempertahankan
kemerdekaan dan meminta Negara-negara tersebut untuk mengakui kemerdekaan
Indonesia.
Strategi pemerintah dan rakyat
Indonesia ( terutama di Timur Tengah ) untuk memecah dan memblokade klaim
pemerintah colonial Belanda bahwa masalah Indonesia adalah masalah dalam negeri
Belanda , tetapi, masalah Indonesia adalah masalah bangsa yang sedang berjuang
meraih kemerdekaannya dari penjajahan dan penindasan pemerintah colonial
Belanda.
Diplomasi cerdas dari Sutan Sjahrir,
Mohammad Hatta, Muhammad Roem memperkuat kekuatan politik Indonesia diberbagai
forum diplomasi Internasional dan membuat Belanda terdesak untuk mau tak mau
mengakui eksistensi kemerdekaan Negara dan Bangsa Indonesia pada tanggal 27
Desember 1949.
9. Piagam Jakarta
10. Ke bijaksanaan di bidang Pendidikan pada masa
Jepang.
Komentar
Posting Komentar