Makalah Pemanfaatan Daun Kapuk Randu


Pemanfaatan Daun Kapuk Randu (Ceiba pentandra)
untuk Obat Penyakit Gastritis di Lingkungan Keluarga

Tujuan dibuatnya makalah memenuhi tugas mata pelajaran
bahasa Indonesia kelas XI tahun ajaran 2019/2020











Oleh:
Nama: Briliana Aura Safitri   
Kelas: XI IPA 6                     
Presensi: 08                            





SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 KOTA MAGELANG
JALAN CEPAKA 1, KOTA MAGELANG 56122, TELEPON (0293)362531
TAHUN 2020


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan karya tulis yang berjudul “Pemanfaatan Daun Kapuk Randu (Ceiba pentandra)untuk Obat Penyakit Gastritis di Lingkungan Keluarga” untuk memenuhi tugas mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XI tahun ajaran 2019/2020.
            Selama penelitian, penulis sadar bahwa menjaga kesehatan merupakan salah satu hal yang penting untuk dilakukan, terutama menjaga kesehatan sistem percernaan. Salah satu gangguan pencernaan yang paling sering diderita orang-orang adalah penyakit asam lambung atau gastritis. Penyakit ini dapat disembuhkan dengan mengonsumsi air perasan daun kapuk randu (Ceiba pentandra) karena mengandung beberapa zat yang berperan sebagai anti inflamasi dan anti radang.
            Dalam menyelesaikan karya tulis ini, tentu saja banyak pihak yang memberikan bimbingan, bantuan, dan fasilitas. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1.      Ibu guru pengampu mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XI IPA 6 di SMA Negeri 1 Magelang.
2.      Kedua orang tua penulis yang selalu mendukung, membimbing, dan mendoakan.
3.      Subjek penelitian yang bersedia bekerja sama.
4.      Teman-teman siswa kelas XI IPA 6 SMA Negeri 1 Magelang yang mendukung.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan karya tulis ini. Kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan karya tulis ini kedepannya. Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi seluruh pihak. Sekian dan terima kasih.
Magelang, 24 Februari 2020






DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................     i
DAFTAR ISI ......................................................................................................................     ii
PENDAHULUAN ..............................................................................................................     1
PEMBAHASAN .................................................................................................................     2
SIMPULAN ........................................................................................................................     5
DAFTAR ISI ......................................................................................................................     6



PENDAHULUAN

Saat ini, salah satu penyakit yang paling sering diderita oleh masyarakat adalah asam lambung atau gastritis. Berdasarkan profil kesehatan di Indonesia tahun 2012, gastritis merupakan salah satu dari sepuluh penyakit terbanyak yang diderita oleh pasien rawat inap di rumah sakit di Indonesia dengan jumlah kasus 30.154 kasus (4,9%) . Hal ini dikarenakan tingkat kesadaran masyarakat Indonesia akan pentingnya menjaga kesehatan lambung masih sangat rendah.
Gastritis adalah peradangan pada mukosa lambung yang timbul karena mengonsumsi makanan yang merangsang asam lambung seperti makanan pedas, pola makan yang tidak teratur, dan infeksi mikroorganisme yaitu kuman Helicobacter pylori yang prevalensinya mendekati 60% (menurut penelitian World Health Organization atau WHO pada tahun 2002). Makan dengan cepat atau terburu-buru dan makan dalam porsi besar juga dapat menyebabkan gastritis. Selain itu, penggunaan obat-obatan anti-inflamasi non-steroid (OAINS) dan asam salisilat (asefosal) yang sering digunakan sebagai obat umum tanpa resep untuk mengobati flu dan pilek, dalam frekuensi cukup sering dan jangka waktu lama dapat memperparah gastritis seseorang. Sedangkan jika gastritis ini dibiarkan secara terus menerus dapat meningkatkan risiko terkena kanker lambung yang dapat menyebabkan kematian.
Diharapkan kini, masyarakat Indonesia meningkatkan kesadarannya akan gejala penyakit gastritis agar masyarakat lebih waspada sehingga ketika gejalanya mulai mucul dapat segera ditangani dan mencegah penyakit tersebut semakin parah. Berikut adalah gejala-gejala yang dialami oleh penderita gastritis, yaitu nyeri lambung, nyeri pada ulu hati, mual, muntah, lemas, perut kembung, terasa sesak, wajah pucat, suhu tubuh naik, keringat dingin, pusing, bersendawa, tidak nafsu makan, dan terjadi pendarahan pada saluran cerna.
Kapuk randu (Ceiba pentandra) adalah asalah satu tanaman budidaya bukan asli Indonesia. Tanaman ini berasal dari daerah tropis di Amerika yang berkembang dan menyebar ke Afrika hingga Asia. Tanaman ini memiliki batang berkayu, akar tunggang, dan daun tunggal dengan tulang daun menjari. Biasanya buah pohon kapuk randu akan dimanfaatkan sebagai pengisi bantal atau boneka. Akan tetapi, tanaman kapuk randu juga bermanfaat dalam bidang kesehatan. Salah satunya adalah daunnya yang dapat digunakan untuk mengobati penyakit gastritis.
Berdasarkan paparan tersebut, penulis membuat makalah ini dengan tujuan untuk mengetahui pemanfaatan daun kapuk randu sebagai obat penyakit gastritis.



PEMBAHASAN

Gastritis biasanya diawali oleh kebiasaan pola makan yang tidak teratur seperti terlambat makan atau melewatkan salah satu jadwal makan berat. Hal inilah yang mengakibatkan asam lambung meningkat sehingga lambung menjadi lebih sensitif. Peningkatan asam lambung yang melebihi batas normal akan menyebabkan terjadinya iritasi dan kerusakan pada lapisan mukosa pada lambung. Apabila iritasi ini dibiarkan dalam jangka waktu lama dan bertambah parah, iritasi ini dapat menyebabkan kanker lambung hingga kematian.
Selain itu, mengonsumsi makanan pedas dan asam secara berlebihan akan menggesek dinding lambung. Apalagi jika perut dalam keadaan kosong atau sebelumnya belum makan besar. Akan timbul rasa nyeri pada perut karena dinding lambung lecet.  Jika keadaan ini dibiarkan begitu saja maka juga akan menyebabkan iritasi lambung. Untuk mengobati gastritis sekaligus mencegahnya bertambah parah, para penderita gastritis dapat mengonsumsi air perasan daun kapuk randu (Ceiba pentandra) yang telah direbus atau direndam dalam air panas. Ramuan ini adalah ramuan yang sering dikonsumsi oleh keluarga penulis ketika sedang memiliki gangguan pencernaan, khususnya asam lambung yang naik akibat berlebihan dalam mengonsumsi makanan pedas atau asam.
Pohon kapuk randu sendiri dapat tumbuh hingga setinggi 60-70 meter dengan diameter pohon mencapai tiga meter. Ciri pohon ini adalah batang dan cabang berwarna hijau dan berduri, daunnya tunggal dengan tulang daun menjari, dan buahnya berbentuk lonjong berwarna hijau. Kemudian, ketika sudah tua akan berubah warna menjadi cokelat kehitaman dan pecah. Akan tetapi, selama ini pohon kapuk randu hanya dikenal sebagai bahan pembuatan mebel dengan memanfaatkan batang kayunya dan pengisi bantal atau boneka saja dengan isi buahnya yang serupa dengan kapas.
Padahal tak hanya sekadar itu saja, tanaman kapuk randu ini sebenarnya memiliki banyak manfaat bagi manusia, terlebih dalam bidang kesehatan. Salah satunya adalah daunnya yang dapat dimanfaatkan sebagai obat penyakit gastritis.
Salah seorang pakar kesehatan dari Beverly Hills, CA, Amerika Serikat, dr. Jennifer Hermann MD FAAD menyatakan menurut penelitiannya bahwa daun randu adalah salah satu jenis dedaunan yang bisa dikonsumsi sebagai asupan makanan bergizi dikarenakan memiliki kandungan-kandungan yang sangat beragam, mulai dari vitamin C, vitamin A, vitamin E, vitamin B12, kalsium, magnesium, dan zat besi.
Daun randu dapat digunakan sebagai obat gastritis karena mengandung senyawa berpigmen kuning bernama flavonoid. Flavonoid memiliki peran penting dalam biokimia dan fisiologi tanaman. Flavonoid juga berfungsi mengatur kerja anti bakteri dan anti virus. Efek flavonoid terhadap organisme bermacam-macam di antaranya efek anti tumor, anti bakteri, anti virus, dan anti radang. Selain flavonoid, senyawa yang berfungsi sebagai anti bakteri adalah saponin dan tanin. Daun randu juga mengandung zat anti-inflamasi dan antioksidan yang dapat bekerja menjaga kesehatan lambung. Oleh karena itu, daun randu dapat digunakan untuk pengobatan penyakit gastritis dan menjaga kesehatan sistem pencernaan.
Ramuan daun randu sebagai obat penyakit gastritis dibuat dengan cara merendam beberapa helai daun randu dalam air panas atau merebusnya. Kemudian, biarkan selama kurang lebih 15 menit hingga air yang semula jernih perlahan berubah menjadi lebih keruh, berwarna kuning kehijauan, dan lebih kental. Setelah itu, peras daun randu agar cairannya keluar seluruhnya, lalu buang. Ramuan daun randu pun siap diminum.
Berikut adalah tabel hasil pengamatan yang dilakukan oleh penulis.
No.
Nama Pengonsumsi
Sebab Konsumsi
Jumlah Konsumsi
Ramuan Daun Randu
1.
Mukhayat
Mengonsumsi buah asam berlebihan ketika perut masih kosong
Dua kali minum dengan takaran 250ml selama sehari
2.
Badirotus
Mengonsumsi buah asam dan makanan pedas secara berlebihan
Tiga kali minum dengan takaran 200ml selama dua hari
3.
Satta
Mengonsumsi makanan pedas saat perut kosong
Tiga kali minum dengan takaran 250ml selama sehari
4.
Ibrahim
Mengonsumsi kopi kemudian makan buah asam tanpa mengisi perut
Dua kali minum dengan takaran 300ml selama sehari
5.
Epin
Mengonsumsi buah asam, kopi, lalu makan makanan pedas ketika perut masih kosong
Dua kali minum dengan takaran 250ml selama tiga hari
6.
Briliana
Terlambat makan lalu mengonsumsi makanan yang sangat pedas
Dua kali minum dengan takaran 250ml selama tiga hari

Dari tabel hasil pengamatan tersebut dapat disimpulkan bahwa jumlah konsumsi ramuan daun randu oleh setiap individu berbeda-beda. Ada beberapa faktor yang berkaitan dengan jumlah konsumsi ramuan daun randu ini seperti tingkat keparahan gastritis yang diderita dan tingkat kekuatan sistem pencernaan setiap individunya. Diharapkan orang-orang yang telah sembuh setelah mengonsumsi ramuan ini, tetap rutin meminumnya setidaknya dua kali seminggu untuk menjaga kesehatan sistem pencernaan sehingga tidak akan mudah terkena gastritis atau gangguan sistem pencernaan lagi.
Akan tetapi, kemungkinan beberapa orang akan enggan untuk mengonsumsi ramuan ini. Hal ini dikarenakan ramuan ini kental seperti jeli karena lendir yang keluar dari daun randu tersebut. Tentu saja ramuan ini memiliki aroma dedaunan. Selain itu, rasa ramuan ini hambar seperti air putih, tetapi cenderung sedikit pahit. Akan tetapi, tidak disarankan untuk menambahkan gula ke dalam ramuan ini karena butiran gula dapat mengenai dinding lambung yang terluka dan bisa menyebabkan luka tersebut bertambah parah.
Oleh karena itu, penulis menyarankan bagi orang-orang yang ingin mengonsumsinya, tetapi merasa risih karena tekstur dan aromanya yang sedikit asing maka sebaiknya meminum ramuan ini dengan menutup mata, tidak menutup hidung, dan meminumnya dalam sekali teguk. Jika ingin meminumnya dalam sekali teguk maka sebaiknya menggunakan gelas yang kecil dan meminumnya secara berkala.
Misalnya, takaran minum ramuan daun randu ini adalah gelas ukuran 250ml, sehari meminum ramuan ini sebanyak tiga kali, maka jika menggunakan gelas ukuran 150ml, sehari mengonsumsinya sebanyak lima kali. Takaran tersebut biasanya untuk orang yang sedang menderita gastritis. Sedangkan takaran untuk orang yang mengonsumsinya hanya untuk menjaga kesehatan sistem pencernaan maka cukup mengonsumsi sebanyak satu gelas sehari saja dengan ukuran 250ml.



SIMPULAN

Penyakit yang sering diderita oleh masyarakat saat ini adalah gastritis. Penyakit ini timbul karena kebiasaan pola makan tidak teratur dan berlebihan dalam mengonsumsi makanan pedas atau asam. Hal tersebut membuat dinding lambung menjadi sensitif dan asam lambung naik sehingga timbul rasa nyeri pada bagian perut.
Gastritis dapat disembuhkan dengan ramuan herbal alami yang terbuat dari daun kapuk randu (Ceiba pentandra) yang direbus kemudian diperas hingga keluar lendir seperti jeli yang berwarna kuning kehijauan. Ramuan ini mengandung flavonoid, saponin, tanin, dan berbagai vitamin serta mineral sehingga berperan sebagai anti radang, anti bakteri, dan anti oksidan.
Selain sebagai obat penyakit gastritis, ramuan daun randu juga berfungsi untuk menjaga kesehatan sistem pencernaan sehingga sebaiknya dikonsumsi rutin setidaknya dua kali dalam seminggu dengan takaran 250ml.




DAFTAR PUSTAKA

L., dr. Endang dan dr. V. A. Puspadewi. 2016. Penyakit Maag & Gangguan Pencernaan. Sleman: PT Kanisius.
Direktorat Jenderal Perkebunan Departemen Pertanian. 2006. Pedoman Budidaya Kapuk (Ceiba pentandra). Jakarta.
Pratiwi, Rina Hidayanti. 2014. “Potensi Kapuk Randu (Ceiba pentandra Gaertn.) dalam Penyediaan Obat Herbal” dalam: E-Jurnal WIDYA Kesehatan dan Lingkungan Volume 1/ Nomor 1/ Mei 2014 (hlm. 53-54). Jakarta Selatan: Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Teknik Matematika dan IPA Universitas Indraprasta PGRI.
Mulat, Trimaya Cahya. 2016. “Tingkat Pengetahuan dan Sikap Masyarakat terhadap Penyakit Gastritis di Wilayah Kerja Puskesmas Barombong Kota Makassar” dalam: JKSHSK Volume 1/ Nomor 1/ Juli 2016 (hlm. 884-886). Makassar: Akademi Keperawatan Sandi Karsa.
Novitasary, Ayu, dkk. 2017. “Faktor Determinan Gastritis Klinis pada Mahasiswwa di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Halu Oleo tahun 2016” dalam: JIMKESMAS Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat Volume 2/ Nomor 6/ Mei 2017 (hlm. 2). Kendari: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Halu Oleo.
Isman, Bang. “10 Metode Daun Randu untuk Asam Lambung (Gastritis)”. http://www.bang-isman.com/2018/09/10-metode-daun-randu-untuk-asam-lambung.html. Diakses pada 23 Februari 2020.
Jurnal Harian Asia. 2016. “Mengenal Kapuk dan Manfaatnya”. http://www.jurnalasia.com/bisnis/mengenal-kapuk-dan-manfaatnya/. Diakses pada 24 Februari 2020.
Sotyati. 2016. “Kapuk Randu, Tumbuhan Multifungsi yang Tergilas Modernisasi”. http://www.satuharapan.com/read-detail/read/kapuk-randu-tumbuhan-multifungsi-yang-tergilas-modernisasi/. Diakses pada 24 Februari 2020.

Komentar