Naya's new journey
Kepul asap kopi
yang kugenggam setia menemaniku yang tengah menunggu jadwal penerbangan. Bisa
dikatakan saat ini bandara cukup ramai karena ini hari biasa dan pagi ini cukup
dingin. Kuedarkan pandangan mengamati sekitar, ada dari mereka yang mencari
sarapan untuk mengisi perut sembari menunggu keberangkatannya, ada pula yang
asyik dengan gawai atau laptopnya, pun ada yang memanfaatkan waktunya untuk
melanjutkan tidur mereka yang terpotong karena harus bangun awal dan bersiap
menuju bandara. Saat kulihat, jam tanganku menunjukkan pukul 06.58 WIB.
Artinya, sekitar 15 menit lagi aku akan masuk ke dalam pesawat. Setelah
memastikan tidak ada barangku yang tertinggal, aku pun mengecek notifikasi
gawaiku. Hanya ada beberapa notifikasi yang tidak penting sehingga aku pun
mematikannya. Tak lama, terdengar pengumuman bahwa pesawat yang akan kutumpangi
telah tiba. Aku pun bergegas menuju gate.
Setelah
menyimpan barang, aku pun duduk lalu menoleh ke jendela untuk melihat aktivitas
di luar. Aku sengaja memesan kursi tepat di sebelah jendela karena aku menyukai
suasananya. Entah karena apa, tapi yang pasti aku merasa lebih tenang.
Kutolehkan kepalaku ke kursi sebelahku untuk mengetahui siapa yang duduk di
sampingku. Rupanya yang duduk di sebelahku seorang gadis manis bersama seorang
laki-laki yang kuyakini sebagai kakak gadis di sebelahku ini. Tak terlalu
peduli, aku pun segera memakai sabuk pengaman ketika awak kabin mengumumkan
kami akan segera berangkat. Selama fase take off aku menikmati
pemandangan yang dapat kulihat dari jendela. Ada sebagian orang yang takut
ketika fase ini, tapi menurutku fase ini menyenangkan karena kita bisa melihat
pemandangan indah di bawah sana. Mungkin karena hal ini pula aku menyukai kursi
berada tepat di sebelah jendela. Setelah pesawat terbang secara konstan atau cruising,
aku pun mulai membaca novel kesukaanku yang berjudul 1Q84 karya Haruki Murakami
sembari mendengarkan alunan musik.
Setelah
berada dalam pesawat hampir sehari penuh, akhirnya aku berhasil menjejakkan
kakiku di Bandara Internasional Toronto, Kanada. Segera ku atur jam tanganku
dan gawaiku sesuai waktu setempat agar tidak mengacaukan jadwalku esok. Beruntung
sekarang bulan September sehingga cuaca di sini tidak mengagetkanku yang
berasal dari negara tropis. Di luar aku segera menghirup udara segar Toronto
dan berdoa agar kehidupanku selama di sini menyenangkan. Selanjutnya, aku
segera mencari taksi untuk mengantarkanku ke apartemen yang telah kubeli beberapa
bulan lalu. Sesampainya di apartemen, aku segera mandi dan menata barang
bawaanku. Krauk... Tiba-tiba ada bunyi aneh yang kemudian kusadari merupakan
bunyi perutku. Sadar di dapur tidak ada bahan makanan sama sekali, aku pun
bersiap keluar untuk belanja bulanan. Sebelum belanja, aku menyempatkan diri
untuk makan di salah satu restauran terdekat karena badanku yang sudah terlalu
lelah untuk memasak setelah perjalanan jauh tadi. Sekembalinya ke apartemen aku
segera masuk ke kamar untuk tidur.
Keesokan
harinya, perlahan kubuka mataku setelah mendengar alarm yang kupasang kemarin.
Kulangkahkan kakiku menuju kamar mandi untuk menyegarkan diri. Setelah itu, aku
membersihkan setiap sudut ruang karena belum sempat kubersihkan kemarin.
Setelah selesai bersih-bersih, aku menuju dapur untuk membuat sarapan baru
kemudian aku mandi dan bersiap menyambangi kantorku. Kali ini, aku memilih
setelan kantor berwarna abu-abu.
Aku
menyetir mobil yang telah disiapkan oleh Freya, sahabatku, seminggu lalu
sebelum kepulangannya ke Indonesia. Hanya lima belas menit waktu yang
kubutuhkan untuk sampai ke NN Company. Perusahan yang didirikan 5 tahun
silam olehku, Freya, dan Jeno ini bergerak di beberapa bidang. Untuk cabang di
Toronto ini bergerak di bidang finansial, cabang di Indonesia bergerak di
bidang properti, dan cabang di Jerman bergerak di bidang kesehatan. Sedangkan
kantor pusatnya ada di Singapura karena kami dulu bertemu dan bersama merintis
bisnis ini saat menjadi mahasiswa akhir di Nanyang Technological University.
Komentar
Posting Komentar